Senin, 30 Juni 2008


Episode 3

How is about of First Love??

Warasnya terus memojokanya, yang tak jua menemukan hati gadis untuk dilabuhi. Lelahnya karena ciuman naïf, dan pengharapan yang sia-sia. Semua terasa kosong dan hampa yang selalu datang padanya, hingga pada siang itu dalam langutnya di dalam alam piker setiap hari-hari yang berisikan obrolan tak guna kedut mata yang konon garis perjumpaan akan seorang gadis kan segera tiba. Teryata tunggunya di bawah seng sebuah bengkel depan rumah bapak polisi mempertemukanya pada sosok gedis jelita nan anggun berjilbabkan kain merah jambu di kala seusai waktu tak ada jam sekolah. Mata mereka tak lepas saling mengisi hampanya pandang ibarat magnet kutub utara dan selatan didekatkan, kaki melangkah menghapiri gadis tersebut penuh rasa penasaran yang mengisi bak hingga luber. Jalan seiringan mengantarkanya pada sebuah perkenalan yang alami satu sama lain. Senyuman memperindah bibirmerahnya yang tipis dan selalu basah membuat pandangan aan tak berubah dikala ucapan iri menggantung dari bibir-bibir yang mata sinis menjuju kearah mereka berdua. Tangan Halusnya mengisyarakan bahwa pertemuan itu tak boleh lepas begitu saja. Sambil menucapkan namanya Uus, Khuswatun Khasanah, SMEA TAMTAMA kelas 3, Dan ucap bibirnya melemah, AAN, Iqma alif nurfian, SMA negri ( dalam hatinya,”wah SATU TINGKAT DI ATASKU, semoga dia tak memandang umurku”.).kelas 2. Sampai tertuju jalan depan kosnya (yang berada di samping barat pagar sekolah, yang biasanya Aan lompati untuk membolos atau membeli rokok) Awal pertemuan itu ber akhir indah.

Hari beranjak hari berjalan dengan indah, bersamanya. Aan pun berharap dapat bersamanya selalu, hingga disetiap ada dalam ruangan yang penuh kebencian terhadapnya dapat menjadikan penawar untuk hari-hainya selalu, dalam benaknya akan selalu menantikan sebuah waktu dimana waktu mengeluarkan bel sekolah tiga kali dan empat kali. Itu menandakan jam istirahat sekolah dimana di waktu itu Aan bergegas memanjat dan melompat tebing pemisah antara sekolah dan alam luar sekolah untuk berjumpa dengan Uus ketika masuk sekolah siang. Hempasan kata tanpa terlupa sanjung terbang mengiringi angin di kala itu. Hiburpun takkan terpisah keluar dari bibir sang pencinta, hingga suatu saat dimana Sang pencinta tersebut mangeluarkan kata-kata mesra berdampingan pengungkapan perasaan. Respon baik penghantar kata menghiasi suasana di kala itu, pria yang tak pernah terlihat bahagia bukan main mulai nampak perlahan hingga berbungalah hatinya.

Cinta, oh cinta

kenapa tiba-tiba datang

menghadirkan cerita

mengoyak kembali perasaan lama

aku,sadar,

aku hanya manusia biasa

yang punya hati, punya rasa

Untuk mencinta,

Dan di cinta

Bila kini,

Cinta itu memanggil

Dan membuatku terjaga

Aku makin sadar

Aku masih punya hati, ternyata

Inikah hakiki takdir manusia?”

Hari-hari penuh salam mesra yang tertitipkan oleh gadis teman kostnya dan teman sekelas pria yang sedang merasakan bahagia itu. Tak luput pula kadang secarik surat menghiasi kisah mereka derdua. Saling mengisi, berintrospeksi, sayang-menyayangi dan mencintai. Malam minggupun tak seperti sediakala bagi pria bercukupan tampang itu, yang biasa terdiam diri di kamar dengan kegiatan yang itu-itu saja, kini menjadi sang pangeran yang waktu itu berkuda SHOUGUN 1997 sebagai kuda putih penjemput sang tuan putri berkeliling kota karang anyar yang biasa tampak sepi kini terlihat penuh bintang.

Ketika itupun nampak terlihat iri dari teman-teman, mulai dari cemooh, hasutan, dan fitnah bahwa sang tuan putri bukan gadis baik-baiklah, dia sudah punya pacar lah, gadis panggilan lah, namun tak terhiraukan oleh pria yang sedang menjalani kisah kasih asmaranya itu, namun ketakutan di hatinya pun mulai terasa ketika sepucuk surat dari sang gadis yang ia anggap sempurna baginya itu baru menggoreskan penanya bahwa dia menuliskan hal yang sebenar-benarnya bahwa dia cinta pada pria yang tak memiliki daya tersebut, dan belum putus dari ikatan kasih pula dengan orang lain, hingga makin tak berdaya pula pria itu. Lemasnya tak sepadan dari apa yang ia harapkan dan terima walaupun ia tak kuasa menghiraukanya demi mempertahankan hubunganya dan perasaan di hatinya. Namun sebagai tanda terima kasih darinya yang telah membuat ia berubah karena pria tersebut, dan kenangan indah yang tak ia dapat dari pria lain, masukan, canda tawa, hingga sayang yang suci yang bukan lantaran nafsu belaka pun ia dapatkan dari pria itu, sang gadis nan rupawan menawarkan janji untuk nge-Date malam minggu berikutnya.

Dengan sepeda motor yang ia bersihkan sebelumnya hingga nampak tak ada sedikit kotoran satupun yang melekat di Shogun gadaian Ayahnya itu. Masih dengan gaya rambut yang khas, jambul depan, dan potongan pakaian hem yang trend melapisi tubuhnya bersamaan helm gayung bercoretan hiasan tanganya itu, bergegaslah ia dengan tepat waktu mengisi perjalanan dari gombong menuju karanganyar. Disana tampak sang gadis idamanya baru tampak berjalan dengan desi temanya dan juga teman Aan menuju jalan yang biasa kita lewati bersama dan berhenti menghampiri Aan yang tengah duduk dengan menjepikan sebatang rokok di jarinya. Tanpa pikir panjang, setelah berbisik dengan desi, ia mulai menaiki kereta kuda bersama pangeran yang sedang mengebu-gebu saat itu. Mulai terdengar pula suara mesinnya dan membawa mereka ke jalan besar dan berfikir Aan yang tertuju pada alun-alun Kebumen, karena di sana mungkin tempat yang tepat dan tidak terganggu oleh kekhawatiran teman-teman yang mengganggu. Sampailah di alun-alun, dan berputar menikmati malam kota yang indah dan melihat sekeliling penjual kaki lima yang mangkal di bibir alun-alun, berhenti sejenakpun mereka dengan mesra mencicipi hangatnya teh panas dan nikmatnya jagung bakar di malam itu. Ia cium keningnya gadis itu dengan penuh rasa sayang tanpa rasa malu di depan penjual jagung bakar yang nampak iri memandang ke arah mereka berdua, hingga sang tangan tak kuasa berjalan melewati tubuh halus sang gadis dan saling memeluk dengan erat karena satu sama lain berharap tidak akan ada yang memisahkanya. Tiba-tiba sang gadis mencium pipi pria yang berfikir nyatakah ini, setelah itu tak terasa waktu menunjukan pukul 00.00 WIB. Di tempat lain, Tetangga Uus yang juga kaka kelas Aan (anak polisi) bersama temanya (desi) mencari keberadaan Uus dengan rasa khawatir dan gelisah. Hingga orang yang masih ada hubungan/ikatan perasaan dengan Uus mendengar bahwa Uus belum kembali kerumah dan merekapun terus mencarinya. Di sisi lain Aan dan Uus sedang dalam perjalanan pulang dengan hati senang dan terus bercanda tawa hingga bermesraan I atas roda sepeda motor yang teus melaju. Hingga sampailah 5 meter di tepi rumahnya Aan meninggalkan motor sebentar dan akan mengantar sampai kedepan mulut pintu rumahnya, namaun Uus menolak, ia berjalan menuju pintu yang telah nampak tersebut.

Tiba-tiba ia berbalik arah dan menuju tubuh pria yang terus memandangnya, heranlah sang pria itu. Peluk mesra menghangatkan udara malam yang terasa dingin, mata indahnya dengan hiasan bulu mata lebat nan aduhai mulai ia pejamkan dengan sayupnya, bibir basah merah merekah tipis nan indah terbuka dengan sendirinya, hingga kedua kepala mulai bergerak bersatu bersamaan dengan suara detik jam tangan. Dengan terkejut dan jantung berdebar kencang sekali, Ciuman bibir baru Aan rasakan pada saat itu, belaian isi mulutnya mengundang apa yang ada dalam mulut sang pria yang baru merasakanya, bermain dalam ruangan kecil dan sempit itu,

Disaat itu pula ia tersadar setelah 5 menit lamanya merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahwa benar apa yang di suratkan gadis yang ada dalam pelukanya saat ini, dan apa yang dikatakan teman-temanya bahwa ia telah terbiasa melakukan adegan yang teranggap ngeri ini, terrbukti ia berani dan pandai sekali, hingga meletakan tangan sang pria ini yang kaku juga polos berada di belakang tubuh mulus gadis itu.

Sorot lampu mengundang sadar mereka untuk berhenti dan tak tahu kenapa Uus bersembunyi di samping pagar, dan ternyata benar katanya, dia adalah kekasihnya yang tlah hilang hatinya entah kemana pada gadis terebut, sambil memandang dengan pandangaan kosong kearah Aan.

Tak apalah, dan di anggap santai oleh mereka, dan hari esok telah menunggu, dalam hitungan detikpun menjadi sunyi kembali seperti tak da tanda-tanda kehidupan lati di sana, dimalam itu.

Sentuhan hangat bibir itu terus menggangu alam pikirnya Aan, wajar saja baru ia merasakanya. Hal itu yang memnggugah sisi buruk dari sifat manusia hingga ingin merasakan kembali. Hari menjadi senin dengan sendirinya menghiasi suasana yang sungguh bebeda dengan hari biasanya , seperti merasakan hidup yang baru, jam istirahatpun mulai datang tak lepas dari tubuhnya ketika sang kaki berlari kencang memeluk tembok sekolah yang tinggi dan berbahaya itu untuk mengantarakan kedimensi lain dimana dapat berjumpa dengan sang gadis, hingga bertemu di teras rumahnya yang sepi, kejadian kemarin malam terulang kembali disana, namun dengan di berinya surat ke pada Aan yang berisikan bahwa sang kekasihnya yang lama telah menuntut dia untuk kembali mencintainya dan sudah tahu tentang hubungan kita, hingga Si Aan di harapkan untuk berhati-hati. Keesokan harinya lompat pagar tak terasa sudah terlewati dengan kencang dan lincah. Pertemuan itu memang pertemuan terakhir bagi mereka, berjalan dari teras rumah 5 meter menuju samping sawah terteduhkan pohon pisah sambil teriringi nada-nada yang memengisi suasana pagi itu, sambil berpeluk mesra dan dihiasi kata-kata perpisahan indah yang merobek hati hingga pada ciuman mesra yang terakhir, maka dinyatakan hubungan mereka telah berakhir. Karena hatinya masih tertuju pada si dia, kekasih yang lama (mas Mame).

Aan kembali pada harinya, yang sendiri penuh denga rasa was-was karena mas mame meminta kejelasan darinya tentang hubungan yang telah ia jalani dengan Uus, namun di Bantu dengan rasa tenang dan dukungan dari teman-temanya, hingga dihadapkan mereka bertiga Aan, Uus dan mas Mame, Cerita demi cerita telah melebur merasuk dalam hati sanubari masing-masing dan kejelasan tentang Uus yang kan kembali pada mas mame, hingga tak terjadi kekerasan yang teman-teman takutkan pada Aan.

Inilah akhir kisah cinta pertama Aan yang walau waktu yang menentukan, tapi memang sangat berarti. He…he…” memang itu yang namanya takdir manusia adakala berjumpa dan berpisah”.

Semusim itu tlah berganti hanya banyangnya yang menemani. Tentang cintanya yang telah pergi tinggalkanya, walau tak peduli, dan yang tersisa hanya kenangan manis tak terlupakan sepanjang hidupnya dan terus ada dalam memory.

Walau setelah itu belum ada yang dapat manggatikan “dia” dihatinya, Namun usaha telah ia lakukan karena dia adalah orang yang kadang tak pantang menyerah. Ia kadang suka cari perhatian dengan adek-adek kelasnya, adapula mengoda the girl next class, adik kelas kelas 1.6 yang bernama Novi, namun tidak berlangsung lama karena tak ada tanggapan yang serius darinya. Dan hanya bisa berbangga dan terbayang pada cinta pertamanya.

Terjadi pula kisah sederhana yang menghiasi perjalanan cinta Aan, yang pertemuan itu ada karena kedua temannya yaitu Agus Sulaiman, dan lukman yang membawanya pada rumah Ade, yang juga di kostkan kepada Almr. Indri (bocah Jakarta yang bersekolah di SMA purnama Gombong). Awal basa-basi yang baik hingga membuat kesan yang sensualitas, ketertarikan pun ada kepadanya, entah setatusnya tak jelas namun menurut teman-teman dia gadis yang baik. Nomor H.P diberikan kepada Aan, hingga Aan bersemangat menjadikan waktu-waktunya untuk memberi perhatian kepadanya. Hari berganti hari yang menghangatkan hubungan itu hingga mendekatkan perasaan. Di suatu Minggu yang cerah dan memberi isyarat untuk berduaan pada acara band di Benteng, di jemputlah indri dari kostnya dan bersama teman-teman pergi kepada acara tersebut. Dengan bangga Aan kenalkan calon gebetanya kepada teman-temanya di acara tersebut, hingga bertemu pada Trie (teman sekelasnya) yang sedang berjalan dengan Ika untuk menyaksikan acara itu, lalu tanpa basa-basi ia kenalkan kepada mereka.Walau sedikit terkejut, tetap dari pandangan mereka ada pandangan lain kearah pasangan itu.

Bercanda bersama, dan menikmati acara dengan hati yang riang, tiba-tiba ajakan untuk pergi pulang menghampiri telinga Aan. Apaboleh buat yang akhirnya Aan kan menghantarnya pulang, ditengah perjalanan menuju tempat parker sepeda motor Almr. Indri di dekati pemuda yang asing bagi Aan. Tak mendengar perbincangan mereka, lalu Indri kembali kearahnya dan berkata “maaf An, Aku pulang sama Kakaku, ya, ga papakan?,Please!”. Agukan ragu pun Aan lakukan, dan penasaran mengabuti hatinya yang sedikit cemburu walau saat itu Aan merasakan hal aneh, ketidak jujuran dari matanya. Dan S.m.s akan tanyanya terus teruju. Namun penjelasanya meragukan dan menggangu isi di otaknya. Hingga Aan sering melihat mereka berboncengan, dan mencari akan kebenaranya dengan bertanya kepada siapa saja yang mengetahui hubungan mereka. Akhirnya putuslah hubungan mereka walau tanpa status apapun, tetap terukir dihatinya ketika tahu bahwa mereka memang benar-benar memiliki hubungan special. Tak ada lagi pergi ke kostnya dimalam minggu, dan tak ada lagi kabar yang diterima dari Aan oleh Indri.

Sebulan berita duka mengantarkan sedihnya atas kematian Indri karena kecelakaan bersama kekasihnya itu di jalan raya, namun kekasihnya hanya luka-luka saja. Malampun berat bagi Aan untuk tertidur nyenyak, yang ada hanyalah kerterjagaanya akan Indri yang walau pernah mengisi hatinya dan melukainya.

”gesekan dedaunan yang bernyanyi lemah dikala itu, terkepung oleh angin basah di antara ulat resah, dan air mata ini patah jatuh terkulai di keringnya tanah…

sedang kerinduan ini yang semakin dalam adalah mata pisau yang kerap terasah di tiap perhentian…

jalan masih panjang dan telapak ini masih harus melangkah di genangan cahaya tanpa perlu bayangan.

Hidup memang lucu, kadangkala angin menghempaskan butir-butir debu di ruang dada, dan hujan terlalu angkuh menyapa

Tapi kadang angin berdamping hujan menumbangkan bunga yang tak layu di ranting jiwa.” (desty)

Episode 4

Can be the try love again for me???

Dunia baru bagi Aan beriringan pula ketika meningkat pula jenjang pendidikan. Duduk di bangku kelas 3 kini. Walau sudah tak seperti dulu, namun memberikan pula arti yang berharga bagi makna kehidupan, karena kan diisi hari-hari sekolahnya di kelas tidak seperti teman-teman sewaktu di bangku sebelumnya. Namun dengan demikian tidak mematikan persahabatanya dengan teman – teman yang dulu sampai kapanpun.

Di kelas IPS satu, Aan sebangku dengan teman yang lumayan disegani dengan teman-teman yang lain pula, ia bernama ginanjar alias Bronjong. Bronjong adalah jadi teman dekatnya menggantikan lukman, mail, pandu C.S dikala bangku sebelumnya. Aan ter-inspirasikan cinta oleh bronjong karena kisah cintanya bronjong yang mengharukan pula bagi Aan. Karena kisah cintanya suci walau selalu berharap dan bertepuk sebelah tanggan gadis dari SMP hingga saat itu.

Hari – hari pun mulai menyenangkan ternyata bersama si bronjong dan teman-teman baru lainya di kelas itu. Walau terlihat, Aan tampak lebih terlihat hancur namanya disekolah karena tidak pernah membolos tetapi telatnya mereka datang ke sekolah berdua yang menjadikan terkenal oleh anak anak seisi sekolah, tidak hanya itu keanehanya disekolah yang terkadang membuat sang guru di sekolah geleng-geleng kepala, namun ia nikmati harinya itu dengan gembira selalu.

Pesawat baru bermerk-an VESPA bermandikan warna biru telur pun Aan dapat dari sang ayah, di tambah ia sang setia kawan menjemput selalu kawan sebangkunya si Bronjong kala itu, Otomatis waktu yang tertempuh tuk datang sekolah berkurang.

Saat itu tak ada lagi yang namanya membolos, mungkin sebabnya tidak hanya di karenakan hal yang tadi pula, juga kedewasaan mulai timbul hingga sadar bahwa saat ini kelas 3 yang telah Aan duduki. Karena semangat yang terus mengalir dari kawan sebangkunya menjadikan mereka tampak aktif di dalam kegiatan belajar di sekolah, walau seimbang dengan kenakalanya. Saat itu ditambah dengan hadirnya siswa baru kelas satu, hingga semangatpun mengisi dalam dirinya, dari semangat belajar, semangat tebar pesona, sampai semangat yang membuatnya tambah menjadi anak nakal.

Dalam masa mos anak kelas satu, dikantin pojok sebelah barat dalam sekolah posisinya, terlihat gerombolan anak anak yang didalamnya pun Aan tak tertinggal seusai menyantap nasi lalu memegang gulungan putih berisi tembakau, lalu bercanda ria di mata adik-adik kelas yang baru sambil menampilkan apa saja yang dapat di tampilkan agar adik-adik kelas tercengang, itulah yang biasa dilakukan disana. Ada yang bertebar pesona dengan menggoda mereka, Aan pun biasanya membawa Skate board bersama lukman masing-masing dan menunjukan kepiawaianya.

Hari-hari berikutnya yang lelah tanpa hasil kan dapat gebetan baru dari adik kelas, seorang anak kelas 2 menunjukan sebuah ide kepada si Aan, dengan mata tertuju pada atap gudang sebelah ruang kosong yang biasa digunakan untuk merokok. Karena Aan dianggap paling lihai dalam memanjat( Karena biasanya selain kirun, pandu, aan lah yang gesit dan lihai juga sering melompat pagar tembok sekolah yang tinggi hanya untuk membeli rokok di luar sekolah ), dan pada saat itu kamar mandi di penuhi anak-anak kelas satu yang sedang ganti pakaian olah raga untuk acara M.O.S. Tak ada semenit Aan sudah berada di atas Atap ruangan gudang yang menyatu dengan 7 ruang kamar mandi. Dari ruang 1 sampai ruang 7 terlihat celah yang cukup untuk mengintip, hingga puas Aan 15 menit diatas atap yang di sana mondar mandir dari atap kamar mandi satu sampai ketujuh ia jelajahi dan menjelajahi dalamnya isi kamar mandi dengan mata nakalnya. Seusai dari atap ia bercerita apa adanya yang terjadi pada dia tadi. Tak lama kemudian rasa penasaran semua teman-teman tertuju pada atap, hingga setiap istirahat semangat menghabiskan waktu istirahat di sebelah ruang kamar mandi sekolah sebelah barat. Hingga dikala istirahat terlihat sepi anak-anak merokok, dan ternyata 17 orang mengisi sempitnya lorong atap ruangan itu sambil asik menonton blue filem yang semi tapi nyata.

(Kebiasaan itu sampai temurun pada 2 tahun angkatan Aan di bawahnya , namun sekarang sudah ketahuan oleh guru dan di renovasi atapnya).

Ketika sepulang sekolah, Aan bertemu dengan gadis manis yang baru masuk di lingkungan sekolah, Isme namanya. Dia masih kelas satu, hingga hatinya Aan melayang terbawa oleh hanyutnya cinta pandangan pertama denganya. PdKte dengan banyak kata-kata, mengantarnya pulang, sampai pula sering menyempatkan mampir walau hujan kerumahnya, sudah tak terasa beberapa hari dedekatan mereka seperti tak terpisah oleh apapun, hingga hampir sepenuhnya perasaan tertuang pada gadis tersebut, namun ketika Aan menanti sebuah hari di mana dapat tepat untuk menyampaikan perasaan hatinya, terdengar dari teman sekelasnya Aan bahwa dia sudah ada yang punya, hingga perasaan itupun terkikis sedikit demi sedikit dan menanti kebenaranya hal itu. Bukan hanya hal itu saja yang terungkap bahkan melihat sang gadis berjalan berduaan bahkan sampai mendengar bahwa mereka sudah pernah berhub, badan.

Ujian Semester satu pun telah datang, dalam ruang kelas yang di dalamnya ter-oplos dua kelas menjadi satu yaitu kelas 3 dan 1, dan disatu bangku berdampingan siswa kelas satu dan tiga disana. Terlihat Aan yang duduk di bangku kedua dari depan dan bangku deretan ketiga dari arah barat.

Tak heranya dan menjadi kebiasaan anak sekolah diam-diam saling memberi jawaban. Anak kelas satu yang telihat gelisah dan terus memandang memberi isyarat kearah teman sebangku Aan ( cewe ) dan terus berkomunikasi hingga mematahkan konsentrasi Aan dalam memahami soal. Walau tak saling mengenal sebelumnya, Aan tanpa rasa bersalah menegurnya, memang sedikit munafik namun hanya sekedar memberitahukan kepadanya. “ Hoo.. bocah kok hobyne nyonto, pa ra’ sinau sich?!” ucap Aan pada dia. “ Ya men ya, he…”, Sahut dia dengan paras yang memerah. Setelah Aan mengatakan demikian, bukanya dia mengerti malah menjadi, hingga di ujian mata pelajaran kedua hari itu dia sempat minta tolong Aan untuk memanggilkan teman duduknya Aan, untuk berkompromi masalah jawaban soal. Pertama pandangan Aan yang tak enak tertuju padanya namun terbalaskan olehnya senyuman manisnya dihiasi lesung pipit nan manis itu menjadikan empat mata itu saling bertatapan.

Esokpun berganti tapi tak menggantikan kejadian serupa kemarin yang membuat mereka menghadirkan perasaan akan saling suka. Kejadian-kejadian yang tak ia sangka tersebut terus terulang bahkan meleburkan suasana ujian yang mencekam menjadikan berbunga-bunga, ketertarikan pun mengisi ruang hati mereka. Disamping itu dia, Fitri namanya tak sejauh namanya yang berartikan bersih, dalam pandangan nya Aan, Fitri adalah sosok yang bersih, tercermin pula dalam ia berpenampilan.

Malam yang harusnya diisi dengan konsentrasi belajar menghadapi ujian besok, terganggu oleh bayang wajah si gadis itu,atau karna mungkin sepat pulang sekolah kemarin ia melihat dengan mata kepala sendiri dalam warung yang berisikan dua insane manusia saling mencumburayu dihadapanya yang sedang membeli 2 batang rokok, dan dikenalnya wanita itu yang ternyata dia adalah Isme. Mual rasanya merasakan hal itu, namun yang sudah biarlah usai ditelan waktu. Hingga pekatnya malam terus membawa kedalam mimpi yang sukar untuk di artikan.

Sang fajar pun meneriakan suara sang pejantan, namun kedua matanya belum kunjung terbuka, hingga tangan lemah nan halus ibunda mencubit paha mulusnya ,tak lama kemudian bergegaslah ia dengan gelisah pergi ke sekolah. Bersama Bronjong yang tlah menunggu lama dirumahnya hingga gadis yang juga menununggu gelisah kehadiranya, karena waktu terus berjalan.

Dua bocah yang culun pun nampak terlambat tenggelam dalam perasaan malu namun santai. Di hari jum’at itu Bola mata Aan ternyata disapa ketika memasuki ruang oleh senyum hangat fitri bak sang tiang lampu lalulintas pasrah memancarkan warna lampu hijau didepanya. Curi-curi pandang saling mereka lakukan seperti kucing kepada si ikan goreng buatan ibunda.

Hati mereka gundah setelah ujian itu tlah berakhir hingga waktu memberi kesempatan libur anak sekolah. Hingga hari libur di liputi rasa rindu yng ingin kembali pada masa ujian kemarin, namun konyolnya pikiran itu membuat Aan tambah tergila-gila. Libur itu waktu menyibukanya pada kegiatan rutin yaitu lari pagi dan berenang. Hingga datanglah disaat menjelang akhir libur sekolah, Aan bertemu dengan teman sebangkunya ujian kemarin yang juga teman dekatnya fitri, di kolam renang tepatnya, mengobrol sejenak dan tak lupa menyempatkan untuk menyampaikan salam hangat darinya.

Liburan telah usai seusai roti donat yang dilahap tanpa bekas. Hari masuk sekolah telah tiba, tiba pula perasaan itu menanti. Matanya yang terus mengintai gerak gerik fitri tertuju dikelasnya. Hingga tongkrongan istrirahat yang biasanya berada di samping w.c kini baginya berpindah ke mushala,Tanya kenapa? Karena kelasnya berhadapan dengan serambi mushala sekolah. Salam dari temanya telah sampai , fiteripun memberikan senyuman jauh kepada Aan.

Suatu ketika, pernah hatinya merasakan hal yang janggal ketika pandangan yang tertuju kepada fitri sesaat setelah pulang sekolah yaitu dia duduk berdua di atas sepedah motor dengan laki-laki dan ia merasa itu anak satu sekolah juga. Cemburu menyelimuti sesaat dan berlanjut menghampiri laki-laki itu dalam tanyanya “ hey kamu pacarnya Fitri ya? kamu anak kelas berapa sih?”.tanya Aan dengan percaya diri dan tenang. Di jawab dengan resah oleh laki-laki itu,” Oh bukan ko mas, aku teman sekelasnya,Cuma waktu tadi dia minta dianter pulang kerumah,emang ga boleh ya mas?. “Oh enggak, dia, lihat juga lagi kosong kok mas”sahut anak laki-laki itu.”Oh ya udah makasih ya!”Aan.

Hari-hari biasanya, setelah pulang sekolah Aan selalu pulang bersama denganya walau dia menggunakan becak dan Aan bersama bronjong bersepeda motor( Waktu itu Vespa sering dipakai bokapnya Aan, jadi menggunakan shogunya) Dan juga walau mereka berdua hanya di belakang kendaraan khas Indonesia itu. Hal itu terus dilakukan seiring sepulangnya sekolah. Namun tanpa ada kemajuan sedikit pun, hingga bronjong memberi masukan yang berarti. “coba deh kamu deketin dia lalu anter dia sampai kerumah, dong!” Saran dari bronjong.” Ya, njong ta’ coba pulang sekolah nanti ya, tapi ga pa kan kamu nunggu aku nganter dia dulu kan?.Ujarnya. “Oh sante ,Ball. Klo kamu seneng aku juga seneng kok”.sahut bronjong.Saat itu Mengikuti dari belakang tak terlihat lagi yang ada kini adalah berjalan berdampingkan sambil mengeluarkan rayuan yang intinya mengajak si dia. Dan ternyata rayuan maut itupun berhasil, Aan dengan ikhlas mengantarkanya. Dan ternyata setelah dirasa dan tak diduga rumahnya pun jauh sekali dekat pesisir pantai, tapi hingga tak dirasa lagi karena hilang ditelan canda tawa dalam perjalanan pulang itu. Rasa senang itu menghiasi hari-harinya saat itu. Namun dekat-dekat hari kemudian aan disibukan oleh kegiatan yang sekiranya membuat bangga baginya dan juga teman-temanya di masa itu. Yaitu kami anak – anak yang terkumpul dan yang sering tongkrong Green House sepakat membuat “ Ivent Organezer/ I.O “ dalam acara di bulan Febuary tepatnya 14 Febuari 2004 yang tepatnya hari valentine day, Acara itu Booming dalam nama “ Sound of Love”. Aan selaku panitia bersama teman-temanya, Pak Riki ( Pemilik Rental soun system and alat band Green House), Bogel (kuliah di Unsoed), Bongkeng (kuliah di Jogja), Krupuk ( sang desain grafis), Gomloh ( juragan counter Madina gombong), Gober ( kuliah di jogja ) , Ade ( masih kosong ),dan anak-aak sekolahnya seperti Aan, Mail, Ganden, Lukman, Bronjong, dan masih banyak lainya bekerja sesuai dengan jobnya masing-masing. Mereka terus bekerja keras demi suksesnya acara tersebut.

Hingga pada hari “ H “-nya acara Valentine Day yang di laksanakan pada malam hari, Aan dan teman-teman tim suksesnya berjalan-jalan mengelilingi Benteng. Tak disangka dalam hatinya merasakan hal yang Surprise katika matanya tak sengaja menemukan sosok gadis yang diidamkanya waktu itu dan mata terus tertuju padanya serasa tak percaya dalam dirinya. Dia adalah Fitri. Hingga Aan memisah sebentar dalam kumpulanya dan berbincang bersama si-dia. Namun entah pula surprise atau mungkin masih malu, hingga tak satupun kata-kata yang keluar dari bibirnya. Hanya saja senyumanya yang terus bersemi dalam setiap sanjung ucapnya Aan. Tak begitu lama Aan berbincang denganya, hingga pada jam bintang tamu yang membawakan musik R & B + Hip-Hop akan tampil, Temen-teman memanggil dari “H.T” dan mengajak untuk Freestyle BreakDance (Teman teman nganggap Aan mahir breakdance juga yang paling bersemangat), Akhirnya pertemuan-pertemuanya hanya sampai di situ, setelah Ngedance bareng temen-temen sambil menikmati band bintang tamu dari Jogja, Aan pun berlari kearah Firti berada tadi, namun dia sudah tak berada si situ, melangkah lagi mencari dia yang ada adalah percuma karena ketika itu kembang api di luncurkan ke angkasa yang bertandakan pukul 00.00. Malam itu bertandakan hari kasih sayang yang belum ada kekasih yang nyata memberi kasih sayang kepada Aan. Dan karna nasib dan waktulah yang membentuk menjadi demikian. Malam itu pula sebelum terlelap dilelahnya malam ia pun terjaga dimalamnya, hingga mimpi mengantarnya pada sinar sang surya yang menyilaukan matanya hingga ia terbangun. Tertuju pula bola matanya, kepada hitamnya angka 15 Februari dan terus berlanjut masih dalam kekecewaan pada 16 Febuary yang berharikan Senin hingga bergegaslah langkah menuju pemberangkatan ke sekolah,dengan hati yang janggal karna dimalam itu Aan belum sempat mengucapkan HAPPY VALENTINE DAY hingga waktu membawanya pada pulang sekolah meski hati akan rasa ragu dan malu mengeluarkan air dari pori-pori dari tubuhnya, namun ucapan selamat itu dapat tersampaikan juga.

Tanggal 17 mengganti hari kemarin. Rasa hati mencari cara bagaimana tuk dapat lebih dekat dengannya hingga ia coba bertemu didepan kelas Fitri dan yang terjadi malah dia segan menemui Aan entah karena malu atau apapun saya selaku penulispun tak tahu. Namun semangatnya takkan berhenti seketika itu juga. Nekatpun menghantui dirinya tuk mencari waktu agar dapat berbicara dengannya.Sewaktu pulang sekolah aan terus mendekati hingga mengikuti berjalan menuju ke kos-kosan temannya hingga sampai depan warung adalah saat tepat aan untuk jalan berdua dengannya. Hanya semenit Aan berjalan dengannya, hanya jug beberapa kata dari bibir Aan dapat terucapkan kepadanya sampai berkata memohon, meminta nomor hp agar supaya mereka agar lebih dekat. Fitripun tidak mengeluarkan kata-katapun hanya isyarat seperti orang bisu yang telah mengganggunya, hingga Aan merasa tersinggung karena harapannya itu seperti tidak dihiraukan. Kembalilah Aan menuju jalan pulang. Hal itupun terulang kembali di hari-hari berikutnya. Hingga alam pikirnya menjadi sempit “ apakah aku memang benar-benar buruk ya?”.

Hari berikutnya pun datang seperti hari-hari sebelumnya, dan dalam genggaman Aan berisikan tulisan yang mendeskripsikan tingkahnya selama ini dalam sebuah perasaan yang tlah menggangu dirinya dan si Firti.

Ternyata cinta itu tak menentu dan sulit dimengerti bagi Aan, dan mungkin pula bagi pembaca semuanya.


Cinta di semester dua.

Ada pula kisah cerita cinta yang terlalu lucu untuk tertanam dalam memory itu. Berawal dari pekatnya pikiran yang menyusun tentang dekatnya detik untuk perjalanan hidup yang akan dating di depan mata, Sehabis sembahyang dzuhur ketika tangan bekerja pada tali di sepatu yang lusuh tak sengaja pula pandangan tertoleh ke pojok beranda moshala sekolah. Terpancarkan wajah yang aduhai manisnya menebarkan pesonanya hingga tumbuh tunas asmara. Namun Aan terus menunggu saat yang tepat meski setiap ke mushala selalu menyempatkan pandanganya dihiasi paras hitam manis gadis tersebut. Teman dekatnya pun telah mengetahui atas apa yang dirasakan oleh Aan (Bronjong). Kadang kala bronjong menyemagatinya untuk Aan dapat dekat dengan gadis itu. Hingga Bronjong mendorong Aan agar bertanya dengan teman sekelasnya, karena semangat Aan yang tak keruan dan mereka berdua bertanya kepada teman sekelasnya ( Perempuan ), penuh rayuan agar berhasil dan tak diduga pula tahu nama dan nomor Hape-nya.

Rini namanya dan di waktu itu 08157943346 adalah nomor hapenya. Alangkah senangnya Aan pada saat itu. Walau belum berani mengungkapkan kata perkenalan, namun setiap waktunya terisi oleh coretan tangan pada setiap kertas di bukunya akan paras gadis manis yang menggangu otaknya itu.

Hingga perasaan yang tak terbendung lagi ia paksakan untuk SmS yang pertama kepadanya walau Si gadis belum mengenal Aan sebelumnya.

‘ Asslmualaikum, Salam kenal buat de’ Rini yang manis, adakah mungkin de’ ga ngarepin SmS dariku ini.Tapi harapan itu ada padaku De’, tuk dpt mengenel de’ & maf seblmnya ats ni. Mank ku hnya seorank yg pengecut n braninya lewat Sms, juga munafik pula kalo ga nyampein pula rasa ini yang terus ada di hatiku,de’. Maf pula ku yang tak pandai puisi ni, tapi tapi dari sini, pesan hati yang ku harap de’ mengerti dan maklumi…PBR” (Pbr = Pangeran Buruk Ra’i Bukan PemBantunya adeRai).

Dari situ, cerita itu berawal. Respon yang di beri oleh rini pun tidak buruk, hingga kesan pertama sungguh berarti bagi aan. Berbunga menemani riang hati pada saat itu, hingga rasa ingin selalu bertemu menghantuinya pada saat berada di sekolah. Bertemu, berjabat tangan, mengucapkan maaf padanya dan mengawali beberapa patah kata untuk mengindahkan suasana diperkaya oleh senyuman kedua insane. Hari-hari setiap istirahat disempatkan waktunya untuk bertemu dengannya, walau kadang tak bertemu. Lama PDekate pun telah ia lakukan dengan bermacam cara dan motif, dari dia sering telepon, juga kadang maen kerumahnya. Awalnya aan tahu rumahnya yaitu ketika Aan selesai les dan rini rampung dari ekstra kurikuler PMR, pukul 5 sore Aan tunggu biasa di warungnya pak bambang (depan sekolah). Setelah dia lewat Ia pun langsung beranjak dari tempatnya nongkrong dan tak terasa sudah berada disampingnya dan berjalan berdua satu arah menuju keaarah rini menuju. Awal yang baik untuk sebuah pertemuan, dan terkemas rapih setelah dipersilahkan masuk diteras depan rumahnya, berjabat tangan dengan ibunya dan berbincang sambil melepas lelah. Dirasakan ternyata nada bicaranya tak begitu jauh, dan mereka berdua saling berbicara, hingga membicarakan masalah musik, dan terarah kepada siaran radio yang biasa mereka dengar dimalam hari. Yaitu pada siaran radio Bimasakti. Dan terinspirasi pula Aan setiap malam untuk mendengarkan siaran dan mulai berkirim-kirim salam melalui siaran radio terutama kepada sang gadis yang baru ia dekati. Disisi laen, Sahabatku lukmanpun sedang hangat-hangatnya memiliki hubungan mesra dengan Desty (teman sekelas Aan di kelas III IPS I ) hingga Lukman dan Desty sering melampirkan puisi dalam sms-nya agar On-Air di radio. Tak mau kalah Aan pun merangkai puisi-puisi indah buah tangannya dan On-Airlah puisi-puisi tersebut teruntuk Rini seorang. Hingga seringnya begitu, sang penyiarpun (Pipit panda & Pamel) penasaran kepada orang yang sering berpuisi. Hingga dalam siaran radio tersebut diharapkan bahwa Aan dan Lukman untuk maen ke Stasiun Bimasakti di kebumen.

Malam Minggu, 19 Maret 2005, Aan Lukman, Djidong ( sekarang polisi ), dan adik kelas pergi bersama ke stasiun Bimasakti, Awalnya sih Aan dan Lukman hanya kenal dengan Penyiar asli gombong ‘Roky’, lama kelamaan disambut hangat oleh Pamel dan Pipit panda. Pamel pun simpati kepada Aan yang mencairkan suasana diasana dengan leluconya yang tidak kampungan. Dengan gaya anak kekota-kotaan gitu dan bahasa Indonesia yang aseli melekat pada logatnya menyambungkan pembicaraan Aan dengan Pamel dan Pipit. Dirasa akrab dengan mereka Aan pun setiap malam minggu menghabiskan malamnya disana, pergi kesana untuk curhat tentang Rini kepada Pamel yang selalu dilakukan oleh Aan. Bersama Rina kadang juga( tetangga Asrama, dan juga teman satu sekolah) menjadikan erat tali perkawanan mereka.

Sebulan berlangsung, dan ketika terdengar kabar bahwa lukman telah putus dengan Desty membuat Aan tak bisa hanya terdiam menghibur hati sang Lukman, dan mendekati Desty dengan tujuan menyatukan mereka kembali, al-hasil karena mereka berdua sama-sama tinggi Egonya membuat tindakan Aan hanyalah sia-sia belaka, hingga dari kedekatan Aan dengan Desty membuat dekat pula Aan dengan keponakannya Desty, Evi. Karena Evi yang selalu curhat ktentang Fatah (adiknya Aan ) kepada Desty yang membuat Desty mengorek-ngorek kisahnya fatah dari Aan. Dan setelah Evi mendengar kabar bahwa Fatah telah dekat dengan Muty teman sekelasnya Fatah, menjadikan kedekatan Evi yang sebelumnya kepada Aan hanya sebatas kakak dan Adik juga karena wibawanya Aan membuat beralih menjadi rasa cinta Evi kepada Aan. Namun pada saat itu Aan masih mengukir rasa cinta itu hanya untuk Rini. Evi pun mengorek-ngorek kisah Aan dari Desty dan masih bersabar dan berharap kepada Aan. Namun Evi mengilegalkan perasaanya itu untuk menutupi modusnya dengan memberi surat yang berisikan bahwa Aan jangan terlalu G.R atas pernyataanya Desty yang selalu menyampaikan salam dari Evi, karena dalam surat itu tertulis bahwa Evi hanya simpati saja terhadap Aan.

Karena Evi Aan anggap masih bocah S.M.P, Aan tak menghiraukanya dan terus mengharapkan cinta dari seorang Rini, S.m.s yang berisi puisi-puisi indahlah tinggal Aan yang melanjutkan mengudara di radio, dan usaha dari membuat pusisi di madding, membuat gambar akan paras indahnya Rini agar terpampang di madding sampai menghabiskan pulsa H.Pnya bahkan pulsa Ayahnya ia habiskan hanya untuk dapat mendengarkan suara merdunya Rini.

Namun apalah yang terjadi, tak ada satupun, sedikitpun dari semuanya itu hanya sekedar dimengerti apalagi dibalas. Hingga di suatu ketika pemuda yang duduk di kelas dua dan berwajah tampan mulai melirik pada Rini. Karena baru saja melirik, tak turunlah semangat Aan untuk ingin lebih memperjelas hubungan denganya. Tanggal dimana sebentar lagi hari menjelang ujian terakhir, Aan dipaksa oleh Bronjong untuk cepat-cepat mengambil keputusan akan perasaannya itu agar kelak ujian nanti jikalau Aan jadian dengan rini, Aan akan mendapatkan semangat dari rini. Mulailah berbondong-bondong Aan C.S menuju kelasnya Rini, bak sang pemimpin di depan yang dengan pasukan yang berdatangan dengan sendirinya untuk meramaikan suasana di hari tersebut. Penampilan Apa adanya, denyut jantung berdebar kencang sekali, hingga membuat aliran darah terasa panas mendidih. Dan kaki menggerakan langkahnya untuk menjumpai Rini walau di dalam hatinya ada rasa untuk menunda langkahnya itu. Ribut gemuruh suara dari teman membangkitkan semangat yang spontan. Dikala itu jam istirahat berputar terus hingga waktu terasa singkat, membuat nyali dari seorang Aan berubah-ubah, namun hari itulah yang memaksa untuk dirinya menyelesaikan situasi itu. Tiap anak-anak yang tadinya duduk tenang didalam kelas sambil beristirahat kini berubah beranjakan diri mereka untuk menonton dengan penuh tanda tanya yang memang bukan barang tontonan rahasia.

Didepan muka kelas Rini yang berawal hening, diwarnai sorak sorai teman-teman sekelasnya ketika bronjong membuka salam sambutan untuk Aan masuk ke kelas kepada semua yang ada di kelas itu.Hingga sampailah bibir Aan menguntai kata “ Maaf atas ku yang pada hari ini, detik ini berada diantara kalian, namun ku yang ada disini kupersembahkan hanya kepada Rini seorang…Jujur beberapa waktu yang lalu telah tertanam rasa sayang kepadamu Rini, Dan sayang pula karena waktu yang mengatur semuanya pada awal kita pertama berjumpa dank u melihat wajahmu yang Anggun itu yang membuat rasa sayang itu ada. Langsung saja ya de Rini, boleh kan Aku ungkapkan perasaan ku padamu saat ini?”,Ujar Aan. “Boleh-boleh….boleh..bolehhh”, serentak suara teman-temanya di dalam ruangan itu. “ Maukah kamu, de Rini menjadi Pacarku ???”, Tanya Aan kepada Rini. Itu yang telah membuat paras Rini memerah dan menambah aura lain, hingga Aan berharap sekali Rini menjadi kekasihnya, dengan menunggu waktu dimana Rini membukakan pintu hatinya dan menerima cintanya Aan. Bergesernya waktu mendendangkan suara bel masuk berbunyi, menjadikan suasana menjadi panas dan tegang, detik-detik yang berubah cepat menggerakan langkah Rini maju dari bangku tempat dia duduk dan menyaksikan penggungkapan perasaan kepadanya hingga rini berfikir dengan cepat dan bibirnya mulai terbuka memberi singkatnya kata-kata. “ Mas, Rini juga sayang ke mas, tapi sayangnya Rini ke mas hanya sebatas Kakak dan Adek, jadi Rini belum bisa menerima Mas jadi Pacar Rini, Maaf ya Mas!”, jawab Rini dengan singkat. Dan setelah mendengar jawaban dari rini yang tidak seperti mereka harapkan akhirnya teman-teman berlarian dan bubar kembali kekelasnya masing-masing meninggalkan bronjong dan Aan yang pada saat itu mulai lemas beranjak dari kelas itu. Aan berkata “Tapi kita kita masih bisa berhubungan Kan, de Rini?”. “ Pasti mas”,jawab Rini.

Harapan yang tersusun rapih kini roboh dan semua telah berlalu hanya terasa mimpi yang membuatnya sangat lelah dalam perjalananya.

Dua bulan kemudian yang tak terdengar kabar akan Rini. Kesibukan disekolah membuat Aan sedikit mengurangi pikiran juga rasa malu dari seorang Rini, Entah kenapa pula pikiran-pikiran itu selalu datang secara tiba-tiba di setiap waktu-waktu tertentu. Itu menandakan semangatnya belum terlepas dari diri Rini. Saat-saat di kelas ia selalu menanyakan kepada teman-teman akan kekuranganya, banyak yang mewarnai dengan bercanda hingga pertanyaan itu menjadi sangat basi. Dan ada juga yang terkadang memojokanku agar bersama dengan Rosy, teman sekelasnya sebagai bahan ejekan dan candaan. Namun hal itu semua belum dapat melupakan semua perasaan yang tertimbun di dalam hatinya ketika terkadang melihat Rini dengan lelaki lain. Amarahpun terkadang bagai api yang tak kunjung padam ketika melihat Rini berduaan bersama Anung (Adik kelas Aan dan jugs saudara Gomloh, teman tongkrong Aan), namun terkadang piker panjangpun dating padanya, “Kenapa aku tak enak hati ini kepada dia, padahal Rini itu bukan apa-apaku, dan telah menola cintaku?”. Dan sadarnyapun lama-kelamaan membuat ia melupakan Rini, dan menjauh darinya. Kesibukan sekolah pun membantunya melupakan Rini ditambah kedekatanya dengan Rosy dibantu Bronjong. Hingga mendekati Ujian akhir sekolah Aan terus seperti itu, dan semangat-semangat belajarpun menghiasi hari-harinya.

Di Minggu yang mendung, entah mendung pula yang ia rasakan. Aan masih terlentang dalam sofa ruang tamunya setelah semalam ia terlelap tidur menemani sang malam. Di hari itu juga merupakan hari dimana dia dapat melepas kepenatan setelah hari-harinya yang membosankan dari rumus-rumus hukum ekonomi, kolom-kolom jurnal, deferensiasi- alkuturasi-pranata sosial pada sosiologi, suku-suku – marga - peradaban pada antrhopologi, yang tak pernah henti berbaris acak mengisi otak. Terdengar ketukan suara dari pintu yang tak terkunci menembus gendang telinga kirinya dan membuat tubuhnya spontan berdiri membukan pitu itu. Lukman ternyata yang ada dibalik pintu tersebut, hingga heranya Aan akan ajakannya untuk pergi berenang yang tak pernah ia mengajak Aan sebelumnya untuk berenang di pagi hari. Terlewatkan heranya Aan dan bergegaslah mereka berjalan menuju kolam dengan berjalan kaki.

CBLK

Rabu, delapan Juni 2005, “Entah tidak tahu gimana, Aan merasakan dianugerahi oleh Tuhan kisah yang sangat dinanti-nanti dan yang sangat berarti sekali juga tidakkan pernah terlupakan, Yang berawal dari kisahnya dahulu di SMP 2 sekitar tahun 2000-2002, dan di Sanggar semenjak kelas 2 SMP sampai SMA kelas 3”.

Rabu sore itu ketika Aan bangun dari tidurnya yang nyenyak, dan terbangun dari perintah Ibu untuk menjemput bermain adinya, Filling mengatakan untuk menjemput jam 5 lebih. Mungkin Tuhan Maha Adil Yang mempertemukan aan dengan dia ‘Pipit’ setelah ia jemput adiknya, Seyum menyambut pertemuan itu, dan setelah melepas perasaan rindu mereka yang lama tak berjumpa, diapun mengajak Aan akan janji tuk mendatanginya.

Malam itu selepas magrib, Aan beranjak dari rumah dengan berkendara sepeda, berjalan menghampiri rumah Pipit dengan seribu pertanyaan, “Serindu inikah dia”. Aan disambut dengan ramah, sama seperti dulu ia datang kerumahnya. “Kududuk disofanya yang halus dan terhias jua oleh senyumya yang tulus dengan hati ikhlas” yang Aan rasakan..

Mulai dia dengan sambutan hanggat tentang cerita-cerita dia selama mereka tak bertemu, dan iapun tak lupa meberi ceritanya pula. Tak seperti biasa ia merasakan kedamaian dan rasa simpati dari kata demi kata yang slalu keluar dari bibir imutnya Pipit. Aan pun juga tersirat dan berfikir dari makna tiap-tiap katanya itu, dan dalamnya berfikir “Pastilah dia ada kalimat tentu yang terpendam tuk diberinya kepada ku”.

Setelah pipit bercerita panjang lebar, dan menguraikan maksudnya dalam cerita, dia mengajaknya untuk mengingat sesuatu kisah yang tersimpan dengan dia dulu.”Iq maaf sebenarnya aku mau mengungkapkan sesuatu kepada kamu, tapi takut nanti kamu tersinggung”,Pipit. Dibalas oleh Aan”Ah ngomong aja, bener aku nggak tersinggung, ah kayak sama siapa saja kamu”.(dalam otak Aan berfikir, “mungkin hanya bisa-bisanya cerita dia saja”)Lalu dia berkata seperti itu ada dalam3 kali.(Disitulah aan baru merasa penasaran)”ada apasih ayo dong katakan entar kalo aku mati penasaran gimana hayo?”Aan. “Eh biar kan enak ntar aku ada temanya, hantu yang lucu eh enggak deh nanti kalo kamu ikut mandi aja gimana bukan mati, he he…!”, Pipit. “Ayo dong ah, katain”, Aan. “ “Begini maaf, tapi jangan tersinggung kamu ya, Iq kamu masih ada gak perasaan ama aku, Ya dulu dak papa coba critain, mungkin ada perasaan sayang gitu soalnya…..” pipit. “Soalnya apa???” Aan. “Itu soalnya kata mbak Sudi, Dina, Abang, Kamu masih sampe sekarang sayang ama aku, Coba jawab deh, ya walaupun kamu sekarang sudah punya yang lain gak apa tapi jawab dulu bener apa tidak?”, Pipit. “ Eemm…”, Aan. Pipit ngelanjutin, “OH bukanya buat kamu jadi Nerveus ya ik”. “Enggak, biasa kok, memang aku kalau lagi tegang begini”, Aan. “Enggak lho Iq, Soalnya sudah 5tahun lho iq aku memendam perasaan ini dari dulu, dan biar plong hati ini kamu tinggal jawab bener apa endak aja”. Pipit “E…”, Aan (dalam beribu perasaan bingung) “Endak ya” Pipit. “Oh bukan , Bener dari dulu aku sayang sama kamu”Aan. “ah.., jadi lega aku , aku takutnya yang di katakan Abang, mbak sudi, dina itu bohong”, Pipit “ Eh , mana mungkin dia berbohong ama kamu” Aan. “iya sih”, Pipit. “Kalo sekarang Iq Kamu apa masih sayang ama aku, apa sudah punya yang lain?”Pipit “Aku masih sayang kok ama kamu”, Aku. “Tenane, Katanya Pipin kamu ama anak karang anyar”Pipit. “Oh itu adik kelasku namanya Rini , Dia aku tembak rame2 dan dia meolak aku dan ngomong gini,”maaf aku Cuma nganggap kakak sebagai kakak kelasku aja ndak lebih” gitu Pit” Aan. Oh….

“Lelah juga Iq nunggu waktu lima tahun ini , Masih ada kok Iq Diari yang kamu buat untuk kado ultahku dulu dan aku isi slalu dengan jalan kehidupanku”.Pipit. “Ah, apa iya”,Aan. “Iya Kok”, Pipit. “Fotomu Yang kamu kasih dulupun masih ada, sampe pernah aku apal fotomu waktu aku lukis eh mirip ama fotonya”.Aan. “Iq maaf udah buat kamu tersinggung tadi”,Pipit. “Oh, ndak kok Malah itu tadi SurPrize buat aku”,Aan. “Yang penting aku udah ungkapin perasaanku kalo aku syang kamu sampe sekarang!’,Pipit. “eh no Hp mu Berapa………

on 08 June 2005

Malam itu pun aan ucapkan kata-kata untuk keesokan harinya , entah pagi atau sore agar dia diminta menyempatkan mampir kerumah aan. Diapun berkata” Kak mau dikasih apa kalo Ade kesana?”. Akupun menjawab “Ade minta apa,entar aku sediain?’. “Masakin yang enak ya kak!” Sahut dia. “Iya santai aja de”, Jawabku. “Iya deh besok sehabis pulang dari senam ade mampir”,jawabnya.

SORE ITU,Aan yang biasanya betah di kolam renang jadi punya rasa waswas gitu,kalo-kalo Ade lewat rumah sehingga ia pulang cepet tidak seperti biasanya. Setelah shalat Ashar aan bermain bulutangkis bersama semua adiknya dan juga ibuku tercinta ya… itung itung nungguin sang Bidadari datang. Lama ia tunggu eh.. akhirnya datang juga beberapa saat hampir magrib, lalu sang ibu terkejut ketika Ade salaman dengan beliau, Adinyapun juga begitu. Rasa gugup menyertai perasaanya terlihat dari aan pada wajahnya yang lugu itu. ‘ Yah Ade tak mau masuk, walaupun udah di suruh masuk sang ibu, dan juga oleh aan’. Dia langsung berjalan pulang setelah berpamit dengan sang ibu.

Tak tahunya tadi diperjalanan dia bertemu juga dengan ayahnya aan, sehingga setelah shalat magrib dan yasinan aku di Tanya oleh Bapaku” An tadi cewek yang krudungan itu pacarmu ya?”, Aku langsung menjawab “ Bukan kok Pak, Cuma temen!”. Bapaku melanjutkan “AH.. Pacar kali”. “bukan.. pak He..he..”, sahut aan. “Pacar ya nggak papa kok”, ucap sang ayah. ( Memerahlah wajahnya) “Asal tapi kamu harus mikirin pekerjaan juga dan harus juga bisa jaga diri”, Nasehat sang ayah.

HARI-HARI INI Diakuinya bahwa rasa senang slalu mewarnaiku lewat perhatian-pehatianya pada aan, dan perhatian aanpun tak luput dari ucapnya lewt sms maupun telepon Hari itu Aan bercerita kepada temannya , sebagai ungkapan rasa senang temannya kepada aan , diajak untuk menraktir mereka hari besok dan aku sebagai teman yang baik mau tidak mau harus menyanggupinya.

Hari jum’atpun menyambut paginya, seperti biasa Adek tersayang datang memenyambut paginya lewat sms, dengan memberikan semangat-semangat baru. Ia pun terbangun dan menjalankan aktifitas seperti biasa tetapi dengan nuansa baru, setelah membereskan tempatnya beranjak dan menenggak air putih dan susu, aan bergegas tuk renang , selesainya renang ia tak sabar untuk cepat2 pulang dan membaca sms darinya. Aan tertidur ketika menunggu datangnya sms dari Adek. Dan terbangun setelah Adek memberi sms kepadanya untuk beranjak pergi ke masjid karena hari ini ada hal yang wajib yang harus aan kerjakan yaitu salat jumat. Dalam sms itu dia melontarkan perkataan yang sangat halus yang membuatnya sangat ihklas dalam menunaikan ibadah. Setelah selesai , aan menunggu temannya di kounter Madinah untuk menebus janjiku. Sekitar 1,5 jam aan menunggu dan belum kunjung datang akhirnya iaputuskan malam harinya. Terbangun dari tidur siang, dan seusai shalat ashar aan pergi ke madinah untuk mengisi pulsa HP yang sudah nge-Drop.

Ketika itu ia langsung sms Adek tercinta untuk mengetahuinya ada kegiatan apa sekarang dan dimana ia berada. Dia lagi melakukan aktifitasnya, yaitu senam kebugaran tubuh, sehabis dia berkegiatan pramuka disekolah.

Aan tertunggu di madinah agar ia dapat bertemu denganya, karena sebelumnya dia berpesan agar aan menemuinya setelah usai ujianya yaitu satu minggu kedepan. Aan sms kepada dia, agar pulangnya mampir melewati madinah supaya aan dapat berternu dengan dia. Namun dia hanya lewat begitu saja karena disana ada banyak teman-temannya aan, Mail,Lukman,Gomloh,Gober,Bronjong, dll. Sehingga pada hari itu aan belum sempat memendang wajah lugunya,imutnya,manisnya. Ah dalam hatinya berkata”Sabar” . Lalu dia sms aan dan mengucapkan maaf karena tadi tak bisa mampir karena dia malu dengan teman2 aan, Akhirnya dia berplaning ,malamnya dia mau fotokopi, dan ia tanyakan tempat dia fotokopi, lalu dalamnya berfikir lagi “Bisa tidak ya aku ketemu dia ya malam ini”

Setelah magrib dan seusai makan ,aan pergi untuk menebus janjiku kepada teman2, tapi salahnya aan aku malah sms pada pipit yang berisi ajakan untuk keluar dan bertamu , sementara waktu aan diluar HP-nya tertinggal , dan adeku terus memberi ketrangan tentang keberadaanya sewaktu dia berada diluar rumah, yah …. Ibu aan tercinta yang selalu berfikir konserfatif membuat buruk suasana. Padahal pada waktu itu aan sedang meajajakan teman2nya nasi goreng. Karena temannya sudah merasa aan baru mendapat sang pujaan hati yang baru. Aan mencoba menelepon kerumahnya dan kata Ibunya Ade, ade belum pulang dan menyarankan untuk menghubunginya lewat HP, Sehingga itu yang membuatku ingin cepat2 sampai di rumah dan untuk mengetahui keberadaanya.

Sesampai dirumah dalam kondisi berkeringat deras karena aan mengendarai sepeda, aan mendengar ucapan miring ibuku tentang pipit,…. Sehingga aku bertanya-tanya ada apa, Aan masuk dan cepat menggenggam Hp lalu ibu tercinta berkomentar hal yang tidak inginkannya,” An dari mana?”, aanupun menjawab dengan tegas “Aan dari angkringan kok bu, habis traktir temen”,”Ada apa sih?”. “Itu tadi perempuan mu sms katanya didepan bares nungguin kamu beli roti bakar”,(mungkin pada saat itu aan masih dalam keadaan tenang) namun perasaan tenang itu berubah menjadi perasaan marah pada dirinya sendiri ketika ibu menyahut,” Perempuan sekarang kok agresif banget”. Kondisi perasaannya cepat berubah menjadi tidak keruan, sehingga tak sadar ia mengatakan sesuatu dengan gugup kepada pipit, karena ia tidak mau sang Ibu memandang sebelah mata kepada Ade yang ia sayangi. Dan aan berkeharusan menjaga nama baiknya di depan keluarga karena Dia benar-benar seorang yang memang baik. Namun pipit belum maksud apa yang aan bicarakan kemarin karena penuh dengan makna kiasan dan kata-kata mutiara, kepadanya. Hingga sang aan yang terlebih cinta kepada kedua orang tuanya ia memilih tuk sedikit demi sedikit menghindari pipit.

(walau sampai sekarang terkadang bertemu,dan dia terus mengharap cinta dari aan,…bukan dihati aan, pipit berada…setelah banyaknya pengalaman dan sifatnya kemudian yang membuat hati aan menutup untuknya..)

next


Cinlok Nich ?

Gelap ketika hati yang lemah ini dilanda sebuah kegersangan cinta dari sosok yang menurut dia, ia cintai….Walau jauhnya pelayaran dalam samudera cinta yang ia arungi belumpun menghadirkan pesisir yang dapat ia labuhi.

Tanyanya dialam sadar, “apakah itu awal?”

Malam itu, malam ini, malam esok atau jua lusa, begitupun yang namanya malam yang terasa seperti biasa, jenuh? Gundah? Gelisah? Semua kata itu bercampur menjadi satu, walau ia mencoba menikmatinya, namun kadang terlontar kembali disaat sepinya hati.

Malam Rabu, tak disangkanya sosok itu mampir sejenak dalam sebuah media. Walau yang hanya dalam alam pikir, itu pun ia lakukan dengan apa adanya, ketika sebuah salam melewati tertuju pada sang adik, tahu dia adalah sosok wanita. Dengan cepatnya canda itu melabuhi sebuah ibu jari, itu mengantarnya pada tengah malam, hingga membawa dalam daya imaginasi, mengalir memudarkan jenuh. Terjadilah perkenalan walau dari sebuah media komunikasi (H.P), yang berawal dari sms nyasar ke nomornya dengan dalih bahwa ini nomor fatah (adiknya Aan). Dan akhirnya menjadikan sebuah perkenalan yang tak disengaja. Dalam ruang keluarga. Lalu ia bertanya kepada sang adik,”tah ini nomor siapa ya, kok tadi Tanya kamu, tapi sudah ku bales macem-macem, He…”. “Oh..itu mas temenku, si deby, ditulisaja di hape mas mana yang temen-temenku biar ga bingung..”.jawab Fatah.

Hari-hari pun seperti biasa, kegiatan demi kegiatan kian terasa tak ada yang berubah sama sekali. Ingin bisa ia membeli suasana yang dapat menyejukan perasaan. Hingga waktupun membuatnya dekat dengan teman satu komplek, “Sandi”. Ketika itu dalam kegiatan rutinya di pagi hari, yaitu berenang ia berjumpa dengan gadis anggun, dan tak sengaja dia melihat Sandi juga.Ternyata mereka sekelas, lalu pandanganya terus tertuju pada si gadis itu. Dian namanya. Walau itu di akuinya ini merupakan awal yang tak etis, karena entah kenapa menumbuhkan perasaan lain pada gadis itu, mungkinkah ini cinta pandangan pertama belaka?. Namun harapannya tak demikian, hingga ia awali dengan bertanya namaya, ketika itu dia mengenakan sepatu dan ia menghampiri lalu duduk bersebelahan dengannya. ”Boleh ga kalo aku lotionnya sedikit aja, memang abis renang enaknya pake lotion ya biar ga kering?” pinta aan dengan manja.Lalu di sahut oleh Febri” Ya,iya lawong gratisan ya enak,hehehe…”. Hanya dengan tutur kata dari bibir itu hubungan pun berlanjut menjadi awal yang baik, yaitu baru sekedar berteman. Simpati di antara berdua mulai tumbuh ketika meningkat dari beberapa cerita dan tingkah yang mulai memikat satu samalain. Salam demi salam terkemas terbawa oleh bibir kreatif seorang Sandi. Hingga tanggal 23 oktober entah kenapa dia seperti mengisyaratkan kepada Aan datang kerumahnya untuk bertanya tanggal berapa dia ultah (dalam hati Aan berkata agar ia tau horoskop apakah miliknya itu, untuk mengetahui melalui ramalan pada komputernya “tepatkah ia jika bersama denganku?, karena ku takmau bagai air dan api dengan hubungan yang kan terjalin ini”.) Ternyata jawab dari Sandi bahwa Dian berULTAH 2 Hari lagi, mungkin simpati mulai berkembang dan berubah kuputuskan tuk mampir ke rumahnya. Hingga pada saat itu juga ’25 oktober’, dalam rumahnya itu sudah terencanakan tanpa sepengetahuanya acara ulang tahunya dirayakan dengan teman sekelasnya itu. Ketika ada dalam suasana itu yang penuh kegembiraan, Aan datang dan disambut pula dianggap orang special bagi mereka karena hubungan yang baru terjadi beberapa hari yang lalu. Maka dengan itu ide menghampiri Aan untuk meminjam fotonya agar dapat membuatkan dan memberinya handicraft special yaitu sebuah jam dinding manis buatan tanganya sendiri. Hari-hari bertambah hangat hubungan diantara mereka namun setiap titik tingkah terus Aan perhatikan, walau sepertinya dia patuh entah apa yang ada dipikrnya namun disempat tak tahan ketika ia meminta dia tuk berbicara, memulai pembicaraan, dia tak beri satu patah kalimat pun, yang ada, ”iyalah”, Oralah’, dan hanya kata-kata singkat lainya, walau mereka tak dapat saling sms karena dian tak memiliki HP, hanya no. telp. Rumah. Namun sama saja dia sepertinya terpakasa mengatakan segala sesuatunya setiap sesuatu itu kadang ditanyakan oleh Aan. Dan terlihat dari matanya dia menyimpan dan menyembunyikan sesuatu yang besar dan tak boleh dimengerti oleh orang lain. Ketika pergi kerumahnya menjadikan waktu tersendiri bagi Aan, dan disaat berbincang di rumahnya, hingga rasa iba membawanya meredupkan ruang hati ketika sedikit rahasia terungkap tanpa sengaja karena mengetahi bahwa dia anak yatim. Dahulu seorang Ayah dari angkatan yang telah tewas membuat berita duka bagi keluarga Dian atau mungkin hingga kini, hingga Aan menerima nilai pelajaran yang berarti dari cerita kehidupan yang nyata dan memulai hati-hati dalam setiap kata yang diujapkan. Lambat hari ada lagi cerita darinya dan mulai diketahui Aan tentang dirinya yang kenapa tidak pernah mau ketika diingatkan untuk sholat, Juga karena dia orang aseli timor-timor yang pindah ke tanah jawa karena tugas ayahnya dan ketika ayahnya tiada dia pindah agama menjadi islam, namun tak sedikit dari Aan akan perhatian-perhatian yang ia berikan tak pernah diberi pengertian dari Dian, suatu ketika Aan “Nembung” padanya , Hingga dua minggu berlalu tanpa jawaban darinya, dan dalam ingkar janji dengan alas an masih dipikirkan sehingga memberikan waktu satu minggu lagi. Setelah itu sore harinya bersama febri menjemputnya dan mengajaknya pergi ke sempor dan memastikan hubungan Aan dan Dian, namun jawabnya adalah “tidak”,dengan alasan setatusnya masih milik orang lain dan walau orang itu sudah jauh dari hatinya, juga sudah lama tak bertemu denganya. Tapi dalam matanya dapat terlihat jelas dia sebenarnya suka, sayang akan diri Aan, Namun Aan menghargai betul-betul keputusanya. walau pada saat itu hatinya menjadi hampa akan cinta sejati.

Sedihlah..

Sudah setaun aan hidup dalam bagian dari warung kecil yang ia tinggali sendiri danposisinya terletak tak jauh dari rumahnya.

Pukul lima pagi terminal kecil itu sudah hidup dengan deru-deru mesin berbagai jenis bus besar dan derap kaki para penumpang yang naik dan turun,berganti kendaraan sesuai jurusan yang dikehendaki.atau dating dan pergi ketempat yang dijadikan tujuan.masih didalam kota ,atau bahkan luar kota. Ke sekolah,ketempat-tempat kerja,atu ke terminal lainya.

Dan bersamaan dengan itu,baru pertama kalinya aan berlari menuju rumahnya sekedar akan menggunakan sepeda motornya untuk dapat mengantar sang pujaan hatinya menuju terminal kecil tersebut.dengan badan yang sudah beraromakan sabun, hati tenang setelah bersebahyang,dan masih juga diiringi deru jantung yang berdebar semakin kencang. Seolah pemburu penumpang yang sedang kejar setoran. Himgga sampailah aan di ujung rumah megah beriikan gadis mungil nan cantik yang sedang menunggu disana.Sepeda motor tua itupun saksi bisu awal kisah cinta kedua sejoli itu.Terminal kecil itu pun akhir perhentian sepeda motor tua mengangkut sang pujaan hati. Selepas berkata “,saying…hati-hati dijalan,belajar yang rajin” keluar sayup dari bibir aan.sambil berjabat dalam kasih,terbalaskan suara”saying ade’ berangkat dulau ya, Assalamualaikum’kata sang kekasih .Waalaikumu salam….”aan pun kembalimkerumahnya,dan mulaiberanjak ke warung untuk memberskan pekerjaanya di warungnya.

Kisah aan itu berawal dari perkenalanya dengqn Deby, nama itu tak asing dalam H.p Aan, ketika siang yang hilang bersama sebuah pekatnya matahari pada hari – hari menjelang bulan puasa di November 2005, terdengar deringnya suara handphone yang tertulis “ F. deby” pada layar, yanh ditandai oleh adiknya yang berarti nomor temanya fatah (adiknya Aan). Terus berdering beberapa kali,hingga membuat Aan penasaran akan sosok itu, dan ketika ia anggap itu miscall, dia lalu sms agar menghubunginya. Tanpa pikir lagi di liputi detak jantung yang tak keruan karena belum tahu sosok di balik nomor itu ia langsung menghubungi balik. Duduk Aan di atas meja teras samping rumahnya yang berudarakan sejuk dan rimbun pohon mangga, dengan tangan menggenggam handphone disamping telinga kanan. Dengan tuturkata halus dan sopan ,” Hallo, maaf ini dari siapa ya kalau boleh tahu?, apakah betul dari temanya fatah oh ya kebetulan fatah ga ada di rumah, ada pesan yang bisa ku sampein buat fatah?.” Sambung Deby “ oh, ini bukan fatah ya?, ga kok ga begitu penting, brati ini kakaknya fatah ya mas?.” “Oh, Ya iya dong, memang kenapa? Masa ga bisa bedain suaranya fatah sih kan teman sekolahnya, iya Kan?”.Aan. “ Oh bukan teman sekolah kok, mas.”,Ujar Deby. “Lho kok bisa?”Sahut Aan. “Ah ga usah dibahas mas, oh ya kenapa ga sms aja mas kalo mau ngobrol nanti pulsanya habis lho!”Tambah Deby. “ Ya deh,ngomong-ngomong suaramu merdu ya”. Sanjung Aan. “ Makasih, Wah mas bisa aja”. Jawab deby” Eh kalau soal pulsa, nanti kan kalo habis beli lagi, tapi kalau dah ga bisa denger suara merdu ini carinya susah, dimana hayo??, he..he..he..”.Sambung Aan. (memang diakui suaranya halus dan lembut di telinga, hingga mengantar alam khayalnya tertuju pada Revalina, Artis pemeran bawang putih ). “Oh ya lupa, kalau boleh tau kakaknya fatah kan ini, namanya siapa mas?”. “Wah, ga penting kok, de. Namaku jelek ah”. Jawab Aan. “Iih…kok pelit banget sih, ya udah nomornya fatah berapa, nanti aku Tanya sama fatah aja”. (karena Fatah hanya punya SIM card-nya saja dan tidak pegang H.P)sehingga Aan tidak memberitahukan nomornya.

“He…Maunya kamu, ya udah ntar s.m.s-an aja ya deb.”Jawab Aan.

( selang setahun menyakitkan bersamanya dan menyakitkan lagi endingnya walau sering kukenang…….)

cerita cinta...


DUA TAHUN KEMUDIAN

Setelah pengalaman-pengalaman kehidupan mulai mengiasi langkahnya

Awal 2008, ia telah berada di gombong setelah bulan-bulanan disibukan bak perawat tanpa tanda jasa merawat dengan iklas atas penyakit yang hampir merenggut nyawa Ayahnya di ibukota Country Love ini .Setelah apa juga yang pernah ia saksikan bersama teman-teman barunya di Jakarta bah wa Dunia ini luas, sampai luasnya tak ada satupun tempat dimana teman-temanya dapat tinggal dengan bahagia disana, dan dipaksakan oleh mereka bedenglah surga tempat berteduh mereka dengan makan apaadanya apalagi masa depan yang tak keruan…terharu pn bangga pada mereka “begitu kerasnya dunia namun tak setitik hal pun bias membuat mereka putus asa,dan akan terus semangat walau menjadi loper Koran (kasro), udin cs (klining service) dan pedagang kelontong (nendar)di RSPAD SENEN Jakarta.

Aan mulai menyibukan diri berasama teman-teman yang selalu mencintainya,entah itu di Joss (anak-anak Lamoc) ataupun di bengkel cucian motor (anak-anak asrama). Shering bergagai masalah kehidupan,pengalaman kerja,dan lain-lain aan dapatkan sebagai pelajaran berharga yang gratis meskipun tidak ia jalani.

Di Asrama,..ketika terlihat beberapa warna merah dikalender, terlihat pula sombongnya kawan dating dengan berbagai seragam,dari coklat,hijau biru,loreng yang dulu pernah satu susah senang bersama dalam masa masa daftar yang suram,dan karena nasib yang hanya menjdadikan mereka saja hingga tersisih lah aku sebagai seorang yang mereka lihat sebelah mata.

Periode berikut menjelang,menbuat rasa kecil hatiku terangkat karena mudah mencari informasi lowongan kerja sembari berangan lewat media internet. Awal ku mulai belajar disana,seorangkan diri mengorbankan waktu-waktu malamku setiap hari.

Dibantu pula seorang teman ( Angga,Gomloh )mengajariku browsing melalui Handphone, lewat GPRS jua MMS…..

10 Febuari 2008

Hari dimana ku bertemu dengan seorang gadis yang bersahaja, yang telah kukenal sebelumnya, sering kumelihat dia dahulu ketika ku bersama-sama teman mengadakan acara, sering pula tak kulewatkan berada di belakang motornya selagi dia berjalan menuju sekolahnya, dalam berpapasan pun takan terlupa wajah itu. Hingga dating dahulu heranku ketika kutau sepeda motor yang ia gunakan adalah milik temanku (bongkeng) dan ku bertanya pada lukman ternyata dia adalah adik dari seorang bongkeng, dan selalu ku hepaskan seyum, dan sehello ketika seringnya berpapasan. namun sang gadispun belum mengenalku lebih dekat. Hingga serasa kaku dalam ku berucap meski menjadikan suasana baru di konter depan warungku.dan tak begitu ku masukan hati, menganggap semua seperti biasa saja.

14 Febuari 2008

Malam itu ketika sedang santai di beranda rumah, hingga datanglah suatu pesan dalam hape ku yang sebelumnya penuh dengan pesan dari ibuku semuanya yang berisikan perintahnya,membuat tangan lemas tuk mengangkat hendpone ku itu, hingga yang tak kusangka gadis yang mengirim pesan adalah dia,hatiku pun kaget dan penuh dengan Tanya.

“ada apakah dengan gerangan?” “perlu apakah dengan daku?” “kenapa darimana ia tahu nomerku?’ dll dalam pikirku

Setelah ku melihat isi pesannya dalam layar henponku, tertulis “mas iqma tahu nomore tika mantane gomloh?”…”what happen from you give me that question,not you can say your brother?? (salah,ora maksud ya mbuh bodobodo’a tulisane,he…) Dalam pikirku

Dan ku balas dengan simple “ohya map aq ga punya,apa aq tanyakan sama gomloh dulu”. Setelah itu gomloh menelpon dia dan dipun beri pesan bertuliskan terimakasih buatku.

Setelah itu ku bertanya kepada sri (pemilik konter depan warung) “apa km ya sri yang kasih nomer hape ku sama dia?’’. “dia yang minta kok,trus aku ya cerita tentang mas” jawab sri.

22 Febuari 2008

Ketika aku sedang ngelangut dalam suasana sepinya warung yang aku tunggu, tersirat ide untuk mengirim MMS kepadanya,al hasil pending isinya.

Pukul 13.;48 ia SMS balik “mas kirim pesan Multimedia ya?” .“kok ga bias di baca?””ngirim apa sich,foto ya, kalo gt besok ja kalo ketemu ngirimnya lewat bluethoot aja, aan pun menjawab dalam pesannya “YA,maaf lo”

24 Febuari 2008

Kesejukan udara pagi pantai tidak ter elakan lagi dihiasi gemuruh sapa suara ombak pantai menambah semangat anak-anak lamoc berlarian hilangkan penat,dan keluh kesah selama mereka bekerja sepekan bahkan sebulan kemarin.Bongkeng,Bogel,Krupuk,Gomloh,Nendar,yudha,bronjong,mail,betet,Othe, gaper,agos,iwan easy,dan aku bersama berlarian bermain bola,dan berenabg di bibir pantai.

Malam sebelum itu, kami akan berangkat bersama menuju pantai diisi canda tawa di tempat kami berkumpul, yaitu BabaH BasE CamE kauman…daiasana terlihat pula mail yang dicekoki kerasnya air alcohol,untuk mengisi pekatnya malam itu,namun setelah berkumpul semua hujan mulai mengaeali perjalanan itu, hingga langit mempersilahkan berangkat dengan diiringi gerimis nan sejuk untuk tujuan kita pada rumah nendar yang berposisi dekat dengan pantai.

Semal;am pula diisi kebersamaan di dalam rumah tersebut hingga sangsaurya memangil mereka untuk merasakan kesejukan udara pagi pantai.

02 Maret 2008

Mungkin sudah tidak kaget lagi datangnya kabar bahwa pendaftaran tentara akan segera dibuka yang diberi tahukan oleh orang yang telah kami sekeluarga aanggap menjadi kesatuan keluarga kami sendiri, Pak Rohmani namanya satu liting bersama ayah dulu semenjak dinas di Bandung dan dalam perjuanganya selalu bersama-sama dengan ayahku, sewaktu ditugaskan keTimor-Timor pun mereka selalu bersama. Ada lagi stu cerita disini, aku dan anak ragilnya pak rohmani adalah teman sekolah TK dulu sewaktu tinggal di bandung dan Dua tahun kemarin dipertemukan kembali sebagai teman ketika dulu aku pertama mendaftar tentara dan hasilnya aku selalu gagal dalam test terakhir menjadi seorang tentara.

08 Maret 2008

Kala hati selalu sepi,dan diri ini terasa ingin menyendiri,dimana lagi tempat yang dapat sejenak ku datangi. Mungkin tidaklah sepi tempat itu, namun terdapat kursi yang sengaja dibuat khusus untuk privasinya pengunjung. Adalah dimana, warnetlah tempatku tertuju dan dapat mengisi kesendirianku saat itu. Membuka alamat web Friendster dan membaca profil-profilnya mengirim testimonial dan lain-lain. Banyak hal yang dapat membuka lagi wawasan, semangat, dan kepercayaan diri, hingga ku banyak mencari berbagai lowngan kerja, namun sedikit kecewa hati ini ketika yang diinginkan ternyata tak mudah ia capai, karena SI standar kebanyakan perusahaan. Beralihlah ku di alamat www.tniad.mil.id yang disana berisikan berbagai macam pengetahuan,informasi dan berita tentang kemiliteran, dan ku membuka kolom pendaftaran disana membuatku semangat kembali .ku download semua lewat flashdisk dan kucam kan semua jadwal yang sudah ditentukan.Hati pun kembali penuh isi, datanglah pada pukul 22:07:04 menggerakan getar dan bunyi pada hendpone ini bertuliska “ade adine bongkeng’memanggil setelah mau ku angkat hapepun terhenti berbunyi,tiga kali terulang demikian..mulai kutulis pesan kepadanya

“alow ade,wuz up???” aan

“Gpp mas,ade iseng-iseng aj mc2.blum bs bo2!lge Atit nie mas. Ge ap mas?ade ggu y?”ade

“duh atit apa de?jgn mpe telat dunx mam’nya,ni ge bnyak yang pada atit lho..ge musimnya x,an ge browsingan di mulyo de..g bisa bu2?pa minta dinina boboin?he..bcnda.”aan

“ade bru aj kecelakaan pas hari kamis kemaren. Nie bru plng dr Rs.Pius.kmrn d’opname.tp gpp ko! Y sni nek mw nina bo2in,pdhl td dh mi2 obt.tp blm bs bo2..”ade

“napa mz bongkeng ga km ksh kbr,d?ade sech ga pernah bc bissmillah kalo mau pke motor?!mz bongkeng da tau blum?manx dr mn kmrn koq bs jth,dimana?ma cp?idieh..manis2 lecet deh…he..mau bo2 ya ade?masih inget muka mz kan?ywd diinget2 ja muka jelek ini,pan hantu penggoda mimpi g mau ganggu ad,jd malaikat mimpi bisa datang,he..”aan

“kan kmren ade mw psikotes d’kebumen.trus pas d’karanganyar ade jatoh pas lg ngebut.lagian juga ujan!mz bongkeng udah tau kok.ni janggutnya d’jait ma kakinya lecet2. mas ga jelek ko”.ade

“cma buruk rupa gitu ya?he..oia mow daftar ap sech d klo an blh taw?aan

“Ga ko, ya blh dibilang manizlah..he..he..D’rita kbumen,ade tu pgn kerja banget mz. Tp malah gini jadinya…Mz lg chatingan ma cwe y?ade ganggu y?”ade

‘Ga kok de,ge cari lowongan kerja sama ngirim pesanan kalung,ya memang gt cobaan orang idup,yang semangat aja de..ada pepatah mengatakan –putus pacar biasa tapi ga boleh mpe putus semangat idup, mz dukung kok,mz kan temenya maz bongkeng buat ade’y kalo mz bisa bantu Insya Allah mz Bantu,ade ga ganggu kok,malah mz ada temenya jadi,he..”aan

“duh dah ky bisnisman aja,he..he..

Mz,ade putus dua-duanya,putus cinta ya putus asa juga!?Sndirian aj po mz??Td hbs malam mingguan ya ma cewenya?hiihihi..”. ade

“ukh..enak aja de,mz malah hbs tahlilan td ditempat bukaan bakso yang baru itu didepan wartel suka-suka,..kan ade tau mz pengangguran..males lg cew2 maw dweket ma maz,he…masa cewe cakep bias patah hati, dah…ade semangat kerja dulu…jodoh kaga kemana, Allah Maha Besar & Adil kokde, siapa tau kejadian yang dialami ade ada hikmahnya,..wah mz ky Aa’ Gym=>malah ceramah..”.aan

“Alim banget,hehe..bcnda?!tak kira malah mz bis ngapel td. Y abs lah mas,ade malah di 2 in ma tu cwo,jadi sebel mau pacaran lg.!ya Gpp,kn mz lbh dewasa dr ade jd wajar kalo ngasih tau.”.ade

“Ga ack..ga dws2 amat msh umr 20thn lg,…oia sm lg kejadian mz berarti jd lum kepikiran pcrn dulu..pernah jadian lama mpe cwe laen lewat dah,e..ortunya kga suka gt jd makan ati gt?!manx napa de?”aan

“Ooo..gt y mas??tragis bgt,ga beda jauh ma ade.

Gpp mz cm pengen tau ja!

Knp ga dipertahaninaja?kn msh sm2 syang,cma krna ortunya dy msa kudu b’akhr juga ksh cinta mz??”.ade

Dan itulah sms terakhir yang selanjutnya membuahkan lamunanya pada kisah masa lalu bersama gadis yang ia bahas. Seperti kosong pandanganya menuju layar computer, hingga menit waktu bertambah dan dinginya angin malam menghantarkan sms terakhir dari ade.

“ade nyinggung ya,mup mz, udah ml made bu2 dlu mz, met chatingan.”.ade

Handponenya pun terhiraukan setelah ia mendapat ide untuk mencari nama mantan dalam pencarian friendster.satu jam berlalu namun tak jua ia dapatkan namun nama-nama yang mirip ia add dan jadikan teman.

Selang satu jam dating seorang pipit yang dating diwaktu larut itu, menuju penjaga warnet dan mulai menanyakan nomor berapa perangkat yang kosong untuk nge’net, lalu ia berjalan menuju bangku yang kosong tersebut setelah lewat dan sedikit melirik kearahku, kemudian duduk dengan spontan disamping ku..Karena tadi siang ia menjumpaiku untuk sekedar menanya kabar dan curhat tentang kisah cintanya dijogja, dan kuliahnya yang lama-kelamaan membosankan bagi dia, hingga ia pamit untuk pergi kembali kejogja sore tadi.

Namun aku merasa kaget dan kecewa hingga ku tanyakan, “lo kok blum ke jogja piet?”Tanya aan. Dia menjawab dengan alasan keluarganya yang belum memberi uang saku, dan akhirnya dia curhat mengenai keluarganya, hingga ia bermaksud meminjam uang kepadaku.

Malam bertambah larut pikiran ku betambah kalut, bukanya kenyamanan yang ku dapatkan, pikiran barulah yang kudapatkan. Namun ku bertahan,dan ihklas.setelah ia tenangkan diri terdiam sejenak dan dia untuk melanjutkan inginya untuk berselancar dalam dunia maya itu dalambangku ini.

Akupun mengalah berpaling ke depan untuk melihat jam,waktu menunjukan pukul 00.00 dan kemali ke bangku kemudian bertanya kepadanya “apa km ga dimarahin pit ma abi keluar jam,segini?’ heran aan. Dan dijawab oleh Pipit “Ah..engak kok,udah bilang ama Umi td,mau ke warnet”. .

Dari situ menambah nilai kurang terhadap pipit dimata ku. Lepas satu jam disana ku paksa dia untuk pulang dengan pula ku beranjak pulang kerumah masing-masing dengan sekilas saling pamitan.

12 Maret 2008

Malam itu kita berkumpul didalam suatu ruangan dimana telah tersajikan btumpukan buku yasin dimeja sebelah komputer operator, dan bertambah ramai diawali oleh celoteh si mail dan dirigi tingkah lucu tur aneh beberapa teman yang lain. Dan terhenti menjadi hening dan hikmat ketika acara tasyakuaran dan tahlilan tempat warnet mas drajat dibuka.Hingga malam menjadi milik mereka dimalam itu oleh pesta makan-makan.

16 Maret 2008

Sabtu ini aku sudah terdiam dalam halte yang panas dan berdebu di ikuti bising deru mesin-mesin yang keluar meraung-raung. Suasana hati pun senang tak tergoyahkan dengan berisikan pemikiran tentang masa depan yang akan berdiri dihadapanku. Selang beberapa saat Kendaraan besarpun dating dihadapanku dan deru mesinnya seakan memanggilku untuk memastikan aku ikut bersamannya. Dalam kursi yang seakan sengaja disediakan untuku, terasa nyaman dalam perjalanan membawaku terlelap dalam mimpi disiang bolong. Bising suara gitar pengamen jalanan membuatku terbangun dalam kursi yang nyaman itu, dan ketika menoleh, ternyata tempat tujuanku sudah semakin dekat.

Berhenti di alun-alun Ungaran, teringat setahun lalu ku sering berada di situ dengan banyak harapan. Setibanya disana kakipun melangkahkan kaki menuju tempat perhentian angkot. Dengan memegang tiga lembar uang ribuan layaknya penumpang yang lain dan itu kembalian membayar bus tadi. Arah Gunungpati angkot itu bergoyang, hingga sampai di daerah sumurjurang “ Pak…pak,Kiri” lantang aan.

Aan pun membayar dan seketika melihat rumah Pak Rohmani yang tidak tertutup rapat, dan ternyata sedang di ramai berkumpul bersama menantu dan cucu yang baru ia miliki. Akupun datang menambah hanggatnya suasana keluarga saat itu, karena aku sudah dinaggap bagian dari keluarga mereka.

Hari-hari disana, disibukan dengan berbagai pembicaraan tentang rencana kedepan yang akan kulakukan. Mulai dari awal mendaftar di hari seninya dan mulai check up kesehatan minggu depan setelah ku mendaftar hingga di jadwalkan latihan fisik setiap hari.

18 Maret 2008

Senin itu pukul 07.00 tubuh sudah rapi di baluti hem cokelat dan celana hitam, dan tas gendong di punggung. Dengan mobil klasik berwarna merah aku di hantarkan menuju Lanal TNI-AL disemarang bersama Pak Rohmani dan putrinya Arnis. Karena nPak Rohmani akan berangkat Dinas sedangkan Arnis berangkat Kuliah Akupun di tinggal begitu saja di tempat pendaftaran itu. Tidak berbeda seperti dahulu mendaftar TNI-AD, penuh perjuanggan hingga aku mendapatkan nomor peserta pendaftaran yang notobene tidak mudah, disana banyak sekali yang tidak berhasil mendapatkanya karena beberapa syarat pendaftaran. Disana menambah daftar mana teman baruku dan tidak lupa akan nomor teleponya. Karena lumayan senang saya pun berniat berjalan kaki untuk kembali pulang kerumah Pak rohmani yang ada di Basudewo, Semarang dan disana sudah ditunggu oleh Mas Pithi. Jumpa kangen hingga berbagi cerita disana karena setahun tidak bertemu.

Keesokan harinya akupun beranjak kembali pulang ke gombong.di antar Arnis ke tempat cegatan bus. Hingga sorenya aju tiba di Gombong.

***

Karena keluarga masih diliputi kemelut ekonomi yang dikarenakan Ayah belum sembuh hingga banyaknya uang yang digunakan untuk pengobatan rutin di Magelang dan Jakarta. Ditambah Aku yang membutuhkan biaya untuk check up dan kursus psikotest AL yang tiding sedikit biayanya membuatku selalu buka warung setiap hari untuk menambah biaya, namun tetap saja sepi, namun itulah dunia orang dagang kalau tidak ramai ya sepi.

Keesokan harinya aku didatangi seorang teman yang mengajak untuk gabung dalam anggota Dancernya dan ikut latihan rutin untuk mengikuti lomba dance di purworejo.Mereka menghubungiku mungkin karena menganggap aku lihai dalam gerakan-gerakan senam lantai, dan mungkin juga mereka pernah melihat aku dan teman-teman lamoc dahulu sering bermain yang ekstrim dari club motor lamoc,BMX,Skateboard,dan Breakdance. Akan tetapi melihat diri yang sudah merasa sangat tidak pantas kalao aku yang dengan bertambahnya umur sedang berhadapan dengan masa depan dan masih pecicilan. Hingga akupun menolaknya dengan halus dan penuh maaf.

22 Maret 2008

Sabtu itu mereka rombongan dance kesulitan dalam transport menuju tempat perlombaan di purworejo. Dikarenakan perlombaanya dilaksanakan malam hari dan dipasti juga tengah malam selesainya maka demi keamanan dan kenyamanan mereka berencana untuk mencarteer mobil. Hingga siang itu kesepakatan dengan carteer mobil ada trouble, maka mereka menghubungiku untuk dapat menyewa aku dan mobilku membawa mereka menuju tempat perlombaan itu. Allah Maha Besar, rejeki yang dating tidak lah aku tolak begitu saja, dan dengan segala pertimbangan dari Ayahku hingga setuju dan berangkatlah lah mereka sore itu, dengan Expass aku membawa mereka tepat pada waktunya pukul 19.00 dengan selamat, hingga malam datang dan merekapun bergegas mempertunjukan aksinya di atas panggung ditengah-tengah ribuan mata memandang begitu juga mataku tertuju.

Selesai pertandingan dan setelah lamanya waktu menunggu hasil pertandingan hingga nama mereka disebutkan dan mendapat juara walau bukan juara satu, tetap aku bersama mereka merasakan senang.

Makan malam, bersama mengiasi lingkar alun-alun yng sunyi oleh waktu yang menunjukan pukul 00.00

Hingga lelah mereka tidak dapat menemaniku mengendarai expass di tengah malam.yang sepi tersebut. Sesampainya dirumah masing-masing yang kua antar merekapun satupersatu mulaibangun dan beranjak pulang, hingga tansaksi ku dating dan senangnya rasa hati ini dapatkan biaya untuk esok seninku mulai berjuang lagi.

24 Maret 2008

Subuh itu ku harus bertemu lagi oleh sang si raja jalanan, Yang membawaku kembali kerumah itu, rumah pak Rohmani. Hari-hari pun di isi dari mulai pagi dengan lari pagi di sekitar rumah sejauh 3 km , siang setelah bedug berangkat ke Kodam dengan menggunakan angkot dan langsung lari jogging 6 km, push up 40 kali, sit up 40 kali, pull up 20 kali, satel run san berenang 25 m. hingga sore hari tiba.kegiatan itu dipantau oleh Pak rohmani dan dicatat setiap peningkatanya. Setiap hari tanpa henti terus berlatih.

Hari rabu aan pun mulai chek up kesehatan namaun kelihatan kurang di mata kiri yang ditulis di kertas hasil cek oleh dokter 3/9 tapi tidak masalah katanya.

Setelah seminggu disana yang penuh dengan keringat berlatih, aku pun diminta untuk kembali kerumah untuk refressing dan mempersiapkan jadwal minggu berikutnya yaitu bimbingan psikotest.

31 Maret 2008

Fatah sudah mulai menstater montor alfa itu pukul 05.00, mulai mengantarku menuju SGB untuk melanjutkan perjalananku menggunakan bus pagi. Seperti minggu lalu aku punj mendapat kursi istimewa di belakang,karena tidak adanya penumpang yang berada dibelakang kecuali aku. Dan aku dapat menyaksikan indah nya sinar sang surnya menyentuhku lewat jendela bus. Hingga detik mengumpul menjadi menit dan menitpun bersatu menjadi jam, perlahan oula siaran sang surya itu mulai menyengat. Terasa bosan di bangku itu dengan mulai tambah sesaknya tempat oleh penumpang yang bergantian naik turun, tangan ini mulai genggamkan hape dan terirat juga ide untuk meminjam sepeda motor omku yang tinggal di demak untuk transportasi ketika sedang proses bimbingan karena jika menggunakan angkot bisa menambah pengeluaran, karena dalam hatiku terdapat perasaan tidak enak selalu merepotkan orang apalagi kita tinggal ditempat orang. Bus menunjukan arah yang sering aku turun yaitu di alun-alun ungaran, namun aku tetep menjalankan niatku untuk sekalian pergi ke demak untuk meminjam sepeda motor pamanku.

Sampai di Stasiun Terboyo Semarang aku lanjutkan dengan Jurusaun kudus yang nanti turun di Demak, SMS kepada pamanku terus melaysngksn keudara. Dan tak terasa sudah sampai Perunas Demak, akupun turun dan terlihat pamanku sudah menjemputku dijalan, langsung kerumah itu dan sempat makan siang bersama dan aku diperbolehkan untuk memegang kendaraanya sambil serah terima STNK-nya. Karena sore itu aku ada bimbingan perdana psikotest, maka tak sempat lama dan langsung berpamitan.

Karena merasa dikejar oleh waktu sepeda motor it uterus melaju tanpa henti dan terpikir untuk singgah di rumah pak Rohmani yang di Basudewo, tidak ke ungaran dulu karena memakan waktu bayak. Bersama Rio ,pendaftar yang dititipkan kepada pak Rohmani juga asal Bojonegoro, aku berdua melaju langsung menuju tempat bimbingan itu di daerah Gayamsari, Semarang. Akhirnya tepat waktu dan mulai darp pelajaran pertama.

Pukul 17.00 kembali ke Basudewo bersama Rio. Disana sempet bergegas istirahat melepas lelah.

Malam itu aku dihubungi Regez ku memanggil, teman akrab sekali yang dua tahun lalu pernah daftar bareng dan ia tidak berhasil hingga sekarang ia bekerja di perusahaan Garment semarang, ia menayakan kabarku dan mengajaku bekerja disana karena mengetahui bahwa aku belum bekerja. Keesokan harinya aku menuju pasar Johar tempat ia bekerja, dan mengajaku jalan menuju gudang karena dia tahu aku dapat menyupir aku dimita untuk perdana menyupir modil baknya yanh berisi pakaian dan jenis-jenis kain lainya. Karena di perusahaan itu dibutuhkan lowongan tenaga supir. Namun aku tahu posisiku saat itu, setelah aku selesai membantunya dan diajak makan siang di rumah makan padang sekitar pasar johar itu akupun mulai jujur bahwa ku sedang menghadapi ujian masuk TNI AL, ia pun tidak keberatan karena dapat senang sudah bertemu aku dan aku ceritakan bahwa ditahun ini kemungkinan aku akan pindah ke demak, hingga kuberikan calon alamat rumahku besok didemak kepadanya. Dan sore itu akupun berpamitab dan kembali ke Ungaran.

02 April 2008

Ketika ada SMS dari paman yang berisikan agar supaya aku pergi keDemak untuk menuker motornya dengan milik eyang, karena milik eyang tidak dipake, dan akupun bergegas mandi dan bersiap-siap dan berpamitan tidak lupa.

Dalam perjalanan entah kenapa perasaanku tak enak hingga dari Ungaran pun aku melewati gunung pati dan kampus UNES akan tetapi kenapa???

Kulihat motor kencang dating kearahku

“BRRRAKK”

“ Huzz…mas…bangun”…” wah pie iki…di kei lengo” “gawekke the anget”

Dalam alam tidak sadarku seperti aku berat sekali membuka mata pagi hari terdengar riuh gaduh suara orang banyak. Dn ketika ku separuh membuka mata dan tak tahu ku merasa berat sekali tubuh ini dan terasa pula sakit sekali lengan iai menambah bingungnya diriku. Tak tahu siapa dihadpanku dengan membawa segelas teh hangat mencoba menyuapiku. Terasa sangat anaeh dan belum sepenuhnya sadar dan aku masih bertanya-tanya, “dimanakah aku” dan ketika terdengar “ada nomor yang bias dihubungi”, aku langsung spontan mengerakan tangan menuju saku

celana namun tak biasa dan merintih

“aww…aduh..tolong disaku kana nada Hape aku, lihat kontak keluar”

Orang itu langsung menghubungi, entah siapa dan akupun kembali terlelap karena saking lelehnya dan kondisi tubuh lemas.

Hingga sadarku di bangunkan oleh Arnis

“an pie to kok bias gini??..udah yuk Ke RST aja “

Perlahan mulai pulih sadarku dengan mengingat-ingat sedang apa tadi aku, ada apa aku tadi.

Oleh angkot bersama arnis, dengan tangan reasa sakit sekali ku meuju RST. Ketika sampai di pintu RST dijemput pula aku menggunakan Kasur dorong dan diantarnya aku menuju UGD dan tak lama dibawanya aku ke ruang Rongten, Hingga sempat kaget atas vonis dokter yang menyatakan tolangku Fraktur atau patah di bagian bahu dan tidak dapat ku mendaftar TNI, segala macam pikiran-pikiran negative ku bermunculan namun terus ditenangkan oleh Arnis disamping bersama Rio dan teman-teman yang lain dan Pamankupun dating, sedangkan mas Phiti mengurusi motor yang Rusak

Inilah relung-relung hidup. Setiap manusia memiliki peran masing-masing dalam jalan hidupnya..berawal dari pertemuan,kebersamaan,dan perpisahan,hingga kembali dengan awal perbedaan atau menyatu.

Hidup adalah misterius. Ketika hidup tidak menjanjikan kebahagiaan tidaklah pula datangkan selalu kesusahan.

Datang dikala itu tanpa lelah berjalan sebagai lelaki dan memikul beban dengan semangat yang dulu pernah ada,ia langkahkan kaki seperti bangganya ayah menuntun jalanya.memang jalan yang dilaluinya kini kan penuh kerikil tajam tak seperti dulu.namun, karena peristiwa kemarin yang telah menimpa sang ayah,hingga dating teberan do’a, tak lepas dalam diri dan orang lain yang memaksa kaki untuk selalauada dalam langkah panjang.

Diperhentian jalan,sama kala itu ia pijakan kaki untuk memulai beranjak lagi,hingga detak jantungikut berpacu mengejar impian yang mungkin telah jelas didepan mata.Bersyukurnyapun mengisi derasnya arus waktu.jalan kan terlihat beberapa langkah lagi,langit cerah menuntunya dengan basah deras dalam keringathingga ia terus mencapai itu.Canda pula lewat sejenak mengganti jenuhnya,namun tetap keras dalam usaha.

Karena TUHAN MAHA PENYAYANG dan terus selalu sayang umatnya,ia berhadapan dengan besarnya batu penghalang yang tak sebesar periode lalu,dan telah berikan buah tanda waktu terebut untuk seumur hidup dalam hidupnya.mampir akan Kalutberselimut resahseakan terbiasaia rasakan seakan makanan bagi itu yang bernama “sedih”..hilanglah arah tujuanya waktu itu,hampa akan kasih sangkejasih meracuni isi hati. Tersungkur tubuh disetiap renung malam-malamnya

Redup hati ketikaia kembali dipeluk dan berlimpahkan airmata sang bunda.,pasrah adalah teman hidupnya kini,dank an memandang gubuk yang tak lamaakan ia tinggalkan,kota dimana yang berisikan kenangan-kenangan masa kecil dan yang pelit berikan kesejukan isi hati.Langkahnya kini terhenti,dan semangat tlah mati

I Hope This is truly love for me

Tidak tahu kenapa sebelum terjadi kecelakaan itu di semarang, aku merasa aku ingin menelepon dia yang belum pernah kukenal sama sekali dan belum pernah dekat.

DUA PEKAN KEMUDIAN

Ku kembali kerumah di gombong, dengan perasaan sedih penuh beban pikiran. Hingga ku dipaksa bangkit dalam diri karena ku tak bias berbuat apa-apa, dan belum bias membantu ayahku yang masih sakit dan tak ingin ku menambah bebanya. Karena rencana serah terima warung terakhir dilaksanakan tanggal 21 April 2008, karena warung telah dijual untuk biaya pengobatan sang ayah. Dan perpindahan dinas sang ayah

21 April 2008

Ku ingin merasakan terakhir aku berjualan diwarung itu setelah dilepas kepada orang lain, karena warung itu memiliki banyak kisah-kisah bersama teman-teman. Seperti biasa pagi kubersikan dengan tidak ada debu sama sekali dan kurapihkan barang dagangan dengan rapi.

Setelah aku dan fatah duduk di beranda warung, sambil menikmati detik-detik perpisahan dengan warung tercinta itu.

Aan menyempatkan membeli pulsa di warung pulsa depan warungku, sri dan aku bercerita hingga sampai pada berbicara tentang Ade, sri pun sms ke Ade ingin memberi tahu bahwa aku sedang sakit karena kecelakaan sepeda motor. Hingga Aku mendapat SMS dari Ade