
Cinta di semester dua.
Ada pula kisah cerita cinta yang terlalu lucu untuk tertanam dalam memory itu. Berawal dari pekatnya pikiran yang menyusun tentang dekatnya detik untuk perjalanan hidup yang akan dating di depan mata, Sehabis sembahyang dzuhur ketika tangan bekerja pada tali di sepatu yang lusuh tak sengaja pula pandangan tertoleh ke pojok beranda moshala sekolah. Terpancarkan wajah yang aduhai manisnya menebarkan pesonanya hingga tumbuh tunas asmara. Namun Aan terus menunggu saat yang tepat meski setiap ke mushala selalu menyempatkan pandanganya dihiasi paras hitam manis gadis tersebut. Teman dekatnya pun telah mengetahui atas apa yang dirasakan oleh Aan (Bronjong). Kadang kala bronjong menyemagatinya untuk Aan dapat dekat dengan gadis itu. Hingga Bronjong mendorong Aan agar bertanya dengan teman sekelasnya, karena semangat Aan yang tak keruan dan mereka berdua bertanya kepada teman sekelasnya ( Perempuan ), penuh rayuan agar berhasil dan tak diduga pula tahu nama dan nomor Hape-nya.
Rini namanya dan di waktu itu 08157943346 adalah nomor hapenya. Alangkah senangnya Aan pada saat itu. Walau belum berani mengungkapkan kata perkenalan, namun setiap waktunya terisi oleh coretan tangan pada setiap kertas di bukunya akan paras gadis manis yang menggangu otaknya itu.
Hingga perasaan yang tak terbendung lagi ia paksakan untuk SmS yang pertama kepadanya walau Si gadis belum mengenal Aan sebelumnya.
‘ Asslmualaikum, Salam kenal buat de’ Rini yang manis, adakah mungkin de’ ga ngarepin SmS dariku ini.Tapi harapan itu ada padaku De’, tuk dpt mengenel de’ & maf seblmnya ats ni. Mank ku hnya seorank yg pengecut n braninya lewat Sms, juga munafik pula kalo ga nyampein pula rasa ini yang terus ada di hatiku,de’. Maf pula ku yang tak pandai puisi ni, tapi tapi dari sini, pesan hati yang ku harap de’ mengerti dan maklumi…PBR” (Pbr = Pangeran Buruk Ra’i Bukan PemBantunya adeRai).
Dari situ, cerita itu berawal. Respon yang di beri oleh rini pun tidak buruk, hingga kesan pertama sungguh berarti bagi aan. Berbunga menemani riang hati pada saat itu, hingga rasa ingin selalu bertemu menghantuinya pada saat berada di sekolah. Bertemu, berjabat tangan, mengucapkan maaf padanya dan mengawali beberapa patah kata untuk mengindahkan suasana diperkaya oleh senyuman kedua insane. Hari-hari setiap istirahat disempatkan waktunya untuk bertemu dengannya, walau kadang tak bertemu. Lama PDekate pun telah ia lakukan dengan bermacam cara dan motif, dari dia sering telepon, juga kadang maen kerumahnya. Awalnya aan tahu rumahnya yaitu ketika Aan selesai les dan rini rampung dari ekstra kurikuler PMR, pukul 5 sore Aan tunggu biasa di warungnya pak bambang (depan sekolah). Setelah dia lewat Ia pun langsung beranjak dari tempatnya nongkrong dan tak terasa sudah berada disampingnya dan berjalan berdua satu arah menuju keaarah rini menuju. Awal yang baik untuk sebuah pertemuan, dan terkemas rapih setelah dipersilahkan masuk diteras depan rumahnya, berjabat tangan dengan ibunya dan berbincang sambil melepas lelah. Dirasakan ternyata nada bicaranya tak begitu jauh, dan mereka berdua saling berbicara, hingga membicarakan masalah musik, dan terarah kepada siaran radio yang biasa mereka dengar dimalam hari. Yaitu pada siaran radio Bimasakti. Dan terinspirasi pula Aan setiap malam untuk mendengarkan siaran dan mulai berkirim-kirim salam melalui siaran radio terutama kepada sang gadis yang baru ia dekati. Disisi laen, Sahabatku lukmanpun sedang hangat-hangatnya memiliki hubungan mesra dengan Desty (teman sekelas Aan di kelas III IPS I ) hingga Lukman dan Desty sering melampirkan puisi dalam sms-nya agar On-Air di radio. Tak mau kalah Aan pun merangkai puisi-puisi indah buah tangannya dan On-Airlah puisi-puisi tersebut teruntuk Rini seorang. Hingga seringnya begitu, sang penyiarpun (Pipit panda & Pamel) penasaran kepada orang yang sering berpuisi. Hingga dalam siaran radio tersebut diharapkan bahwa Aan dan Lukman untuk maen ke Stasiun Bimasakti di kebumen.
Malam Minggu, 19 Maret 2005, Aan Lukman, Djidong ( sekarang polisi ), dan adik kelas pergi bersama ke stasiun Bimasakti, Awalnya sih Aan dan Lukman hanya kenal dengan Penyiar asli gombong ‘Roky’, lama kelamaan disambut hangat oleh Pamel dan Pipit panda. Pamel pun simpati kepada Aan yang mencairkan suasana diasana dengan leluconya yang tidak kampungan. Dengan gaya anak kekota-kotaan gitu dan bahasa Indonesia yang aseli melekat pada logatnya menyambungkan pembicaraan Aan dengan Pamel dan Pipit. Dirasa akrab dengan mereka Aan pun setiap malam minggu menghabiskan malamnya disana, pergi kesana untuk curhat tentang Rini kepada Pamel yang selalu dilakukan oleh Aan. Bersama Rina kadang juga( tetangga Asrama, dan juga teman satu sekolah) menjadikan erat tali perkawanan mereka.
Sebulan berlangsung, dan ketika terdengar kabar bahwa lukman telah putus dengan Desty membuat Aan tak bisa hanya terdiam menghibur hati sang Lukman, dan mendekati Desty dengan tujuan menyatukan mereka kembali, al-hasil karena mereka berdua sama-sama tinggi Egonya membuat tindakan Aan hanyalah sia-sia belaka, hingga dari kedekatan Aan dengan Desty membuat dekat pula Aan dengan keponakannya Desty, Evi. Karena Evi yang selalu curhat ktentang Fatah (adiknya Aan ) kepada Desty yang membuat Desty mengorek-ngorek kisahnya fatah dari Aan. Dan setelah Evi mendengar kabar bahwa Fatah telah dekat dengan Muty teman sekelasnya Fatah, menjadikan kedekatan Evi yang sebelumnya kepada Aan hanya sebatas kakak dan Adik juga karena wibawanya Aan membuat beralih menjadi rasa cinta Evi kepada Aan. Namun pada saat itu Aan masih mengukir rasa cinta itu hanya untuk Rini. Evi pun mengorek-ngorek kisah Aan dari Desty dan masih bersabar dan berharap kepada Aan. Namun Evi mengilegalkan perasaanya itu untuk menutupi modusnya dengan memberi surat yang berisikan bahwa Aan jangan terlalu G.R atas pernyataanya Desty yang selalu menyampaikan salam dari Evi, karena dalam surat itu tertulis bahwa Evi hanya simpati saja terhadap Aan.
Karena Evi Aan anggap masih bocah S.M.P, Aan tak menghiraukanya dan terus mengharapkan cinta dari seorang Rini, S.m.s yang berisi puisi-puisi indahlah tinggal Aan yang melanjutkan mengudara di radio, dan usaha dari membuat pusisi di madding, membuat gambar akan paras indahnya Rini agar terpampang di madding sampai menghabiskan pulsa H.Pnya bahkan pulsa Ayahnya ia habiskan hanya untuk dapat mendengarkan suara merdunya Rini.
Namun apalah yang terjadi, tak ada satupun, sedikitpun dari semuanya itu hanya sekedar dimengerti apalagi dibalas. Hingga di suatu ketika pemuda yang duduk di kelas dua dan berwajah tampan mulai melirik pada Rini. Karena baru saja melirik, tak turunlah semangat Aan untuk ingin lebih memperjelas hubungan denganya. Tanggal dimana sebentar lagi hari menjelang ujian terakhir, Aan dipaksa oleh Bronjong untuk cepat-cepat mengambil keputusan akan perasaannya itu agar kelak ujian nanti jikalau Aan jadian dengan rini, Aan akan mendapatkan semangat dari rini. Mulailah berbondong-bondong Aan C.S menuju kelasnya Rini, bak sang pemimpin di depan yang dengan pasukan yang berdatangan dengan sendirinya untuk meramaikan suasana di hari tersebut. Penampilan Apa adanya, denyut jantung berdebar kencang sekali, hingga membuat aliran darah terasa panas mendidih. Dan kaki menggerakan langkahnya untuk menjumpai Rini walau di dalam hatinya ada rasa untuk menunda langkahnya itu. Ribut gemuruh suara dari teman membangkitkan semangat yang spontan. Dikala itu jam istirahat berputar terus hingga waktu terasa singkat, membuat nyali dari seorang Aan berubah-ubah, namun hari itulah yang memaksa untuk dirinya menyelesaikan situasi itu. Tiap anak-anak yang tadinya duduk tenang didalam kelas sambil beristirahat kini berubah beranjakan diri mereka untuk menonton dengan penuh tanda tanya yang memang bukan barang tontonan rahasia.
Didepan muka kelas Rini yang berawal hening, diwarnai sorak sorai teman-teman sekelasnya ketika bronjong membuka salam sambutan untuk Aan masuk ke kelas kepada semua yang ada di kelas itu.Hingga sampailah bibir Aan menguntai kata “ Maaf atas ku yang pada hari ini, detik ini berada diantara kalian, namun ku yang ada disini kupersembahkan hanya kepada Rini seorang…Jujur beberapa waktu yang lalu telah tertanam rasa sayang kepadamu Rini, Dan sayang pula karena waktu yang mengatur semuanya pada awal kita pertama berjumpa dank u melihat wajahmu yang Anggun itu yang membuat rasa sayang itu ada. Langsung saja ya de Rini, boleh kan Aku ungkapkan perasaan ku padamu saat ini?”,Ujar Aan. “Boleh-boleh….boleh..bolehhh”, serentak suara teman-temanya di dalam ruangan itu. “ Maukah kamu, de Rini menjadi Pacarku ???”, Tanya Aan kepada Rini. Itu yang telah membuat paras Rini memerah dan menambah aura lain, hingga Aan berharap sekali Rini menjadi kekasihnya, dengan menunggu waktu dimana Rini membukakan pintu hatinya dan menerima cintanya Aan. Bergesernya waktu mendendangkan suara bel masuk berbunyi, menjadikan suasana menjadi panas dan tegang, detik-detik yang berubah cepat menggerakan langkah Rini maju dari bangku tempat dia duduk dan menyaksikan penggungkapan perasaan kepadanya hingga rini berfikir dengan cepat dan bibirnya mulai terbuka memberi singkatnya kata-kata. “ Mas, Rini juga sayang ke mas, tapi sayangnya Rini ke mas hanya sebatas Kakak dan Adek, jadi Rini belum bisa menerima Mas jadi Pacar Rini, Maaf ya Mas!”, jawab Rini dengan singkat. Dan setelah mendengar jawaban dari rini yang tidak seperti mereka harapkan akhirnya teman-teman berlarian dan bubar kembali kekelasnya masing-masing meninggalkan bronjong dan Aan yang pada saat itu mulai lemas beranjak dari kelas itu. Aan berkata “Tapi kita kita masih bisa berhubungan Kan, de Rini?”. “ Pasti mas”,jawab Rini.
Harapan yang tersusun rapih kini roboh dan semua telah berlalu hanya terasa mimpi yang membuatnya sangat lelah dalam perjalananya.
Dua bulan kemudian yang tak terdengar kabar akan Rini. Kesibukan disekolah membuat Aan sedikit mengurangi pikiran juga rasa malu dari seorang Rini, Entah kenapa pula pikiran-pikiran itu selalu datang secara tiba-tiba di setiap waktu-waktu tertentu. Itu menandakan semangatnya belum terlepas dari diri Rini. Saat-saat di kelas ia selalu menanyakan kepada teman-teman akan kekuranganya, banyak yang mewarnai dengan bercanda hingga pertanyaan itu menjadi sangat basi. Dan ada juga yang terkadang memojokanku agar bersama dengan Rosy, teman sekelasnya sebagai bahan ejekan dan candaan. Namun hal itu semua belum dapat melupakan semua perasaan yang tertimbun di dalam hatinya ketika terkadang melihat Rini dengan lelaki lain. Amarahpun terkadang bagai api yang tak kunjung padam ketika melihat Rini berduaan bersama Anung (Adik kelas Aan dan jugs saudara Gomloh, teman tongkrong Aan), namun terkadang piker panjangpun dating padanya, “Kenapa aku tak enak hati ini kepada dia, padahal Rini itu bukan apa-apaku, dan telah menola cintaku?”. Dan sadarnyapun lama-kelamaan membuat ia melupakan Rini, dan menjauh darinya. Kesibukan sekolah pun membantunya melupakan Rini ditambah kedekatanya dengan Rosy dibantu Bronjong. Hingga mendekati Ujian akhir sekolah Aan terus seperti itu, dan semangat-semangat belajarpun menghiasi hari-harinya.
Di Minggu yang mendung, entah mendung pula yang ia rasakan. Aan masih terlentang dalam sofa ruang tamunya setelah semalam ia terlelap tidur menemani sang malam. Di hari itu juga merupakan hari dimana dia dapat melepas kepenatan setelah hari-harinya yang membosankan dari rumus-rumus hukum ekonomi, kolom-kolom jurnal, deferensiasi- alkuturasi-pranata sosial pada sosiologi, suku-suku – marga - peradaban pada antrhopologi, yang tak pernah henti berbaris acak mengisi otak. Terdengar ketukan suara dari pintu yang tak terkunci menembus gendang telinga kirinya dan membuat tubuhnya spontan berdiri membukan pitu itu. Lukman ternyata yang ada dibalik pintu tersebut, hingga heranya Aan akan ajakannya untuk pergi berenang yang tak pernah ia mengajak Aan sebelumnya untuk berenang di pagi hari. Terlewatkan heranya Aan dan bergegaslah mereka berjalan menuju kolam dengan berjalan kaki.
CBLK
Rabu, delapan Juni 2005, “Entah tidak tahu gimana, Aan merasakan dianugerahi oleh Tuhan kisah yang sangat dinanti-nanti dan yang sangat berarti sekali juga tidakkan pernah terlupakan, Yang berawal dari kisahnya dahulu di SMP 2 sekitar tahun 2000-2002, dan di Sanggar semenjak kelas 2 SMP sampai SMA kelas 3”.
Rabu sore itu ketika Aan bangun dari tidurnya yang nyenyak, dan terbangun dari perintah Ibu untuk menjemput bermain adinya, Filling mengatakan untuk menjemput jam 5 lebih. Mungkin Tuhan Maha Adil Yang mempertemukan aan dengan dia ‘Pipit’ setelah ia jemput adiknya, Seyum menyambut pertemuan itu, dan setelah melepas perasaan rindu mereka yang lama tak berjumpa, diapun mengajak Aan akan janji tuk mendatanginya.
Malam itu selepas magrib, Aan beranjak dari rumah dengan berkendara sepeda, berjalan menghampiri rumah Pipit dengan seribu pertanyaan, “Serindu inikah dia”. Aan disambut dengan ramah, sama seperti dulu ia datang kerumahnya. “Kududuk disofanya yang halus dan terhias jua oleh senyumya yang tulus dengan hati ikhlas” yang Aan rasakan..
Mulai dia dengan sambutan hanggat tentang cerita-cerita dia selama mereka tak bertemu, dan iapun tak lupa meberi ceritanya pula. Tak seperti biasa ia merasakan kedamaian dan rasa simpati dari kata demi kata yang slalu keluar dari bibir imutnya Pipit. Aan pun juga tersirat dan berfikir dari makna tiap-tiap katanya itu, dan dalamnya berfikir “Pastilah dia ada kalimat tentu yang terpendam tuk diberinya kepada ku”.
Setelah pipit bercerita panjang lebar, dan menguraikan maksudnya dalam cerita, dia mengajaknya untuk mengingat sesuatu kisah yang tersimpan dengan dia dulu.”Iq maaf sebenarnya aku mau mengungkapkan sesuatu kepada kamu, tapi takut nanti kamu tersinggung”,Pipit. Dibalas oleh Aan”Ah ngomong aja, bener aku nggak tersinggung, ah kayak sama siapa saja kamu”.(dalam otak Aan berfikir, “mungkin hanya bisa-bisanya cerita dia saja”)Lalu dia berkata seperti itu ada dalam3 kali.(Disitulah aan baru merasa penasaran)”ada apasih ayo dong katakan entar kalo aku mati penasaran gimana hayo?”Aan. “Eh biar kan enak ntar aku ada temanya, hantu yang lucu eh enggak deh nanti kalo kamu ikut mandi aja gimana bukan mati, he he…!”, Pipit. “Ayo dong ah, katain”, Aan. “ “Begini maaf, tapi jangan tersinggung kamu ya, Iq kamu masih ada gak perasaan ama aku, Ya dulu dak papa coba critain, mungkin ada perasaan sayang gitu soalnya…..” pipit. “Soalnya apa???” Aan. “Itu soalnya kata mbak Sudi, Dina, Abang, Kamu masih sampe sekarang sayang ama aku, Coba jawab deh, ya walaupun kamu sekarang sudah punya yang lain gak apa tapi jawab dulu bener apa tidak?”, Pipit. “ Eemm…”, Aan. Pipit ngelanjutin, “OH bukanya buat kamu jadi Nerveus ya ik”. “Enggak, biasa kok, memang aku kalau lagi tegang begini”, Aan. “Enggak lho Iq, Soalnya sudah 5tahun lho iq aku memendam perasaan ini dari dulu, dan biar plong hati ini kamu tinggal jawab bener apa endak aja”. Pipit “E…”, Aan (dalam beribu perasaan bingung) “Endak ya” Pipit. “Oh bukan , Bener dari dulu aku sayang sama kamu”Aan. “ah.., jadi lega aku , aku takutnya yang di katakan Abang, mbak sudi, dina itu bohong”, Pipit “ Eh , mana mungkin dia berbohong ama kamu” Aan. “iya sih”, Pipit. “Kalo sekarang Iq Kamu apa masih sayang ama aku, apa sudah punya yang lain?”Pipit “Aku masih sayang kok ama kamu”, Aku. “Tenane, Katanya Pipin kamu ama anak karang anyar”Pipit. “Oh itu adik kelasku namanya Rini , Dia aku tembak rame2 dan dia meolak aku dan ngomong gini,”maaf aku Cuma nganggap kakak sebagai kakak kelasku aja ndak lebih” gitu Pit” Aan. Oh….
“Lelah juga Iq nunggu waktu lima tahun ini , Masih ada kok Iq Diari yang kamu buat untuk kado ultahku dulu dan aku isi slalu dengan jalan kehidupanku”.Pipit. “Ah, apa iya”,Aan. “Iya Kok”, Pipit. “Fotomu Yang kamu kasih dulupun masih ada, sampe pernah aku apal fotomu waktu aku lukis eh mirip ama fotonya”.Aan. “Iq maaf udah buat kamu tersinggung tadi”,Pipit. “Oh, ndak kok Malah itu tadi SurPrize buat aku”,Aan. “Yang penting aku udah ungkapin perasaanku kalo aku syang kamu sampe sekarang!’,Pipit. “eh no Hp mu Berapa………
on 08 June 2005
Malam itu pun aan ucapkan kata-kata untuk keesokan harinya , entah pagi atau sore agar dia diminta menyempatkan mampir kerumah aan. Diapun berkata” Kak mau dikasih apa kalo Ade kesana?”. Akupun menjawab “Ade minta apa,entar aku sediain?’. “Masakin yang enak ya kak!” Sahut dia. “Iya santai aja de”, Jawabku. “Iya deh besok sehabis pulang dari senam ade mampir”,jawabnya.
SORE ITU,Aan yang biasanya betah di kolam renang jadi punya rasa waswas gitu,kalo-kalo Ade lewat rumah sehingga ia pulang cepet tidak seperti biasanya. Setelah shalat Ashar aan bermain bulutangkis bersama semua adiknya dan juga ibuku tercinta ya… itung itung nungguin sang Bidadari datang. Lama ia tunggu eh.. akhirnya datang juga beberapa saat hampir magrib, lalu sang ibu terkejut ketika Ade salaman dengan beliau, Adinyapun juga begitu. Rasa gugup menyertai perasaanya terlihat dari aan pada wajahnya yang lugu itu. ‘ Yah Ade tak mau masuk, walaupun udah di suruh masuk sang ibu, dan juga oleh aan’. Dia langsung berjalan pulang setelah berpamit dengan sang ibu.
Tak tahunya tadi diperjalanan dia bertemu juga dengan ayahnya aan, sehingga setelah shalat magrib dan yasinan aku di Tanya oleh Bapaku” An tadi cewek yang krudungan itu pacarmu ya?”, Aku langsung menjawab “ Bukan kok Pak, Cuma temen!”. Bapaku melanjutkan “AH.. Pacar kali”. “bukan.. pak He..he..”, sahut aan. “Pacar ya nggak papa kok”, ucap sang ayah. ( Memerahlah wajahnya) “Asal tapi kamu harus mikirin pekerjaan juga dan harus juga bisa jaga diri”, Nasehat sang ayah.
HARI-HARI INI Diakuinya bahwa rasa senang slalu mewarnaiku lewat perhatian-pehatianya pada aan, dan perhatian aanpun tak luput dari ucapnya lewt sms maupun telepon Hari itu Aan bercerita kepada temannya , sebagai ungkapan rasa senang temannya kepada aan , diajak untuk menraktir mereka hari besok dan aku sebagai teman yang baik mau tidak mau harus menyanggupinya.
Hari jum’atpun menyambut paginya, seperti biasa Adek tersayang datang memenyambut paginya lewat sms, dengan memberikan semangat-semangat baru. Ia pun terbangun dan menjalankan aktifitas seperti biasa tetapi dengan nuansa baru, setelah membereskan tempatnya beranjak dan menenggak air putih dan susu, aan bergegas tuk renang , selesainya renang ia tak sabar untuk cepat2 pulang dan membaca sms darinya. Aan tertidur ketika menunggu datangnya sms dari Adek. Dan terbangun setelah Adek memberi sms kepadanya untuk beranjak pergi ke masjid karena hari ini ada hal yang wajib yang harus aan kerjakan yaitu salat jumat. Dalam sms itu dia melontarkan perkataan yang sangat halus yang membuatnya sangat ihklas dalam menunaikan ibadah. Setelah selesai , aan menunggu temannya di kounter Madinah untuk menebus janjiku. Sekitar 1,5 jam aan menunggu dan belum kunjung datang akhirnya iaputuskan malam harinya. Terbangun dari tidur siang, dan seusai shalat ashar aan pergi ke madinah untuk mengisi pulsa HP yang sudah nge-Drop.
Ketika itu ia langsung sms Adek tercinta untuk mengetahuinya ada kegiatan apa sekarang dan dimana ia berada. Dia lagi melakukan aktifitasnya, yaitu senam kebugaran tubuh, sehabis dia berkegiatan pramuka disekolah.
Aan tertunggu di madinah agar ia dapat bertemu denganya, karena sebelumnya dia berpesan agar aan menemuinya setelah usai ujianya yaitu satu minggu kedepan. Aan sms kepada dia, agar pulangnya mampir melewati madinah supaya aan dapat berternu dengan dia. Namun dia hanya lewat begitu saja karena disana ada banyak teman-temannya aan, Mail,Lukman,Gomloh,Gober,Bronjong, dll. Sehingga pada hari itu aan belum sempat memendang wajah lugunya,imutnya,manisnya. Ah dalam hatinya berkata”Sabar” . Lalu dia sms aan dan mengucapkan maaf karena tadi tak bisa mampir karena dia malu dengan teman2 aan, Akhirnya dia berplaning ,malamnya dia mau fotokopi, dan ia tanyakan tempat dia fotokopi, lalu dalamnya berfikir lagi “Bisa tidak ya aku ketemu dia ya malam ini”
Setelah magrib dan seusai makan ,aan pergi untuk menebus janjiku kepada teman2, tapi salahnya aan aku malah sms pada pipit yang berisi ajakan untuk keluar dan bertamu , sementara waktu aan diluar HP-nya tertinggal , dan adeku terus memberi ketrangan tentang keberadaanya sewaktu dia berada diluar rumah, yah …. Ibu aan tercinta yang selalu berfikir konserfatif membuat buruk suasana. Padahal pada waktu itu aan sedang meajajakan teman2nya nasi goreng. Karena temannya sudah merasa aan baru mendapat sang pujaan hati yang baru. Aan mencoba menelepon kerumahnya dan kata Ibunya Ade, ade belum pulang dan menyarankan untuk menghubunginya lewat HP, Sehingga itu yang membuatku ingin cepat2 sampai di rumah dan untuk mengetahui keberadaanya.
Sesampai dirumah dalam kondisi berkeringat deras karena aan mengendarai sepeda, aan mendengar ucapan miring ibuku tentang pipit,…. Sehingga aku bertanya-tanya ada apa, Aan masuk dan cepat menggenggam Hp lalu ibu tercinta berkomentar hal yang tidak inginkannya,” An dari mana?”, aanupun menjawab dengan tegas “Aan dari angkringan kok bu, habis traktir temen”,”Ada apa sih?”. “Itu tadi perempuan mu sms katanya didepan bares nungguin kamu beli roti bakar”,(mungkin pada saat itu aan masih dalam keadaan tenang) namun perasaan tenang itu berubah menjadi perasaan marah pada dirinya sendiri ketika ibu menyahut,” Perempuan sekarang kok agresif banget”. Kondisi perasaannya cepat berubah menjadi tidak keruan, sehingga tak sadar ia mengatakan sesuatu dengan gugup kepada pipit, karena ia tidak mau sang Ibu memandang sebelah mata kepada Ade yang ia sayangi. Dan aan berkeharusan menjaga nama baiknya di depan keluarga karena Dia benar-benar seorang yang memang baik. Namun pipit belum maksud apa yang aan bicarakan kemarin karena penuh dengan makna kiasan dan kata-kata mutiara, kepadanya. Hingga sang aan yang terlebih cinta kepada kedua orang tuanya ia memilih tuk sedikit demi sedikit menghindari pipit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar